Caicedo dan Lavia lebih ditaksir lantaran keduanya berkiprah di Liga Inggris dan sudah familiar dengan suporter Liverpool. Makanya, keduanya lebih diinginkan. Namun, kedua pemain muda itu memilih Chelsea daripada mengiyakan pinangan Liverpool.Â
Caicedo dan Lavia sebenarnya menjadi target utama Liverpool untuk mengisi sektor lini gelandang bertahan yang menjadi salah satu masalah Liverpool musim lalu. Tak ada nama Endo dalam daftar target Liverpool.Â
Rupanya, Liverpool yang sudah menghadapi deadline atas masa transfer dan kebutuhan mendesak di sektor gelandang bertahan pun harus memilih Endo. Jadinya, Endo seperti pilihan ketiga, yang belum tentu mendapat tempat utama karena saat yang bersamaan Liverpool juga mendaratkan tiga gelandang lain.Â
Keuntungan Endo adalah ketiga gelandang lain yang dibeli Liverpool lebih bertipekan sebagai gelandang serang dan pengatur permainan. Makanya, saat Alexis Mac Allister dimainkan sebagai gelandang bertahan, pemain asal Argentina itu tampil tak konsisten.Â
Sangat berbeda ketika Mac Allister bermain sebagai gelandang serang. Kualitasnya keluar dan bisa memberikan sumbangsih besar untuk lini serang Liverpool.Â
Situasi itu pun secara tak langsung melapangkan jalan Endo di sektor gelandang bertahan. Langkah yang tidak muda dari pemain bernomor punggung 3 di Liverpool karena di laga-laga perdana, Endo lebih dipilih sebagai pemain pengganti.Â
Kepercayaan pun mulai menguat seiring berjalannya waktu. Klopp tak tutup mata atas kualitas Endo dengan terus memberikan tempat untuk pemain berusia 30 tahun tersebut. Alhasil, Endo sudah bermain 20 laga di Liga Inggris dan menjadi pilihan utama, termasuk di laga-laga penting.
Pendek kisah, Endo pun sudah menjadi pilihan reguler Klopp di sektor gelandang jangkar. Endo yang menjadi pilihan ketiga dari daftar transfer Liverpool pun sudah mendapatkan pengakuan publik Anfield.Â
Terang saja, pernyataan Klopp yang menilai bahwa Endo sudah membangun statusnya sebagai pemain berkelas dunia tak berlebihan. Endo menjadi salah satu pemain yang tampil solid saat bermain kontra Man City.Â
Sebenarnya, performa solid saat Liverpool bermain kontra Man City hanya salah satu contoh kualitas Endo. Endo juga sudah menarik perhatian saat Liverpool menjuarai Piala Carabao dengan mengalahkan Chelsea. Endo tampil solid hingga perpanjangan waktu, dan bahkan dia harus berjalan pincang.Â
Makanya, memainkan Endo kontra Man City menjadi pilihan yang tepat dari Klopp. Rencana Guardiola gagal total di hadapan kesolidan Endo. Para gelandang seperti De Bruyne dan Rodri gagal mengembangkan permainan.