Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tiga Sisi Positif Kekalahan Indonesia dari Jepang

24 Januari 2024   20:37 Diperbarui: 25 Januari 2024   07:24 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Performa Timnas Indonesia saat menghadapi Timnas Jepang dalam laga terakhir kualifikasi grup D Piala Asia 2023 patut diapresiasi. Laga yang berlangsung di Al Thumama Stadion ini (24/1/24), memang, didominasi oleh Jepang.

Seperti prediksi pada umumnya, Jepang tampil mendominasi. Tiga gol yang bersarang ke gawang Indonesia yang dikawal oleh Ernando Ari menjadi bukti dari dominasi permainan Jepang.  

Dominasi itu dibarengi dengan gaya permainan agresif, dalam mana mencari pelbagai celah dan ruang untuk mencetak gol. Sayangnya, Indonesia harus kebobolan di menit ke-6 setelah wasit mengecek VAR.

Kendati kebobolan di menit-menit awal, Indonesia tetap tampil solid dan tak terpancing dengan pola permainan Jepang. Menghadapi Indonesia, pelatih Jepang, H. Moriyasu mengubah formasi.

Pada dua laga sebelumnya saat menang kontra Vietnam (4-2) dan kalah kontra Irak (2-1), Moriyasu memainkan formasi dua gelandang Jangkar. Kontra Indonesia, Moriyasu memakai formasi 4-3-3 guna menaikan intensitas agresifitas permainan Jepang.

Waturo Endo tetap didapuk sebagai gelandang jangkar, dan pemain yang membela Liverpool ini didampingi oleh dua gelandang yang bertipekan penyerang, Takefuso Kubo dan R. Hatate. Tak elak, sejak menit pertama, Jepang menguasai jalannya laga.

Sebaliknya, pelatih Indonesia, Shin Tae-yong sadar akan ambisi dan taktik Jepang. Pelatih asal Korea Selatan ini pun menerapkan taktik defensif dengan memainkan lima bek sejak babak pertama. Lima bek itu dilindungi oleh empat gelandang. Praktisnya, STY hanya menempatkan R. Struick sebagai penyerang tunggal.

Tentu saja, di balik taktik bertahan ini, STY berharap timnya bisa melakukan permainan serangan balik. Taktik serangan balik bisa berjalan dengan baik apabila Jepang lengah atau juga teledor menjaga barisan belakang.

Nyatanya, Jepang juga solid dalam mengontrol upaya Indonesia melakukan serangan balik. Juga, Jepang mampu mencetak gol di menit-menit awal dari kedua babak. Ketika Jepang sudah unggul dua gol, Jordi Amat dan kawan-kawan coba bermain terbuka, tetapi berkonsekuensi pada kelengahan di lini belakang. 

Walau demikian, performa timnas Indonesia patut diapreasi. Tiga hal yang bisa menjadi rujukan bahwa timnas Indonesia tampil cukup meyakinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun