Jose Mourinho yang Dipecat AS Roma dan Kutukan yang Belum Terpecahkan

Ketika Jose Mourinho tiba di Roma,  Italia sebagai pelatih baru AS Roma pada tahun 2021, dia disambut suporter Roma bak pahlawan yang baru tiba dari medan perang. Bandara dipenuhi suporter Roma. Bahkan, pemilik klub, Dan Fredkin yang menjadi pilot dari jet pribadi yang membawa Mou dari Portugal ke Italia. 

Padahal, AS Roma belum tahu dan merasakan bagaimana dilatih oleh pelatih oleh asal Portugal itu.  Barangkali, kemilau nama besar dan prestasi Mourinho sebagai salah satu pelatih tersukses di dunia saat ini menjadi salah satu alasan di balik penyambutan meriah suporter Roma tersebut. 

Penyambutan itu tak sia-sia. Tak tanggung-tanggung, di musim pertama, Mou yang pernah menyumbangkan trebel trofi untuk Inter Milan di tahun 2009/2010 ini langsung memberikan efek positif di Roma.  

Pada musim pertamanya, Roma meraih trofi The Conference League pada 25 Mei 2022. Trofi itu menggenapi raihan Mou di kancah Eropa. Mou pun menjadi satu-satunya pelatih yang meraih trofi dari empat kompetesi berbeda di Eropa. 

Selanjutnya, di musim berikutnya Mou berhasil mengantarkan Roma ke final Liga Eropa. Di partai final, Roma tunduk di tangan raja Liga Eropa, Sevilla.   

Namun, kesuksesan Mou di kancah Eropa berjalan terbalik dengan performa Roma di level domestik. 

Dua musim sebagai pelatih, Roma selalu duduk di peringkat keenem klasemen akhir.   Performa Roma mentok di musim ketiga Mou sebagai pelatih. 

Sejauh ini, klub asal ibukota Italia ini duduk di posisi kesembilan klasemen sementara Liga Italia.  

Pada pekan lalu, Roma kalah telak 3-1 dari AC Milan di Serie A Italia, dan itu menggenapi tiga kekalahan berturut Roma di semua kompetesi. Juga, dari enem laga di Liga Italia, Roma hanya sekali meraih kemenangan. 

Selain prestasi Roma yang tak begitu stabil, Mou juga mempunyai relasi yang tak begitu akrab dengan hakim garis. Mantan pelatih Chelsea ini tercatat sudah enem kali mendapat kartu merah. Terang saja, Mou terbilang keras mengritik wasit.