Attal sendiri sebagaimana terlansir dalam USA Today (10 Januari 2024) menilai bahwa penunjukkan itu sebagai simbol kepercayaan pada kaum muda.Â
Attal tak ragu menyatakan bahwa Macron yang pernah terpilih sebagai presiden termuda dalam sejarah republik Perancis di tahun 2017 memih perdana menteri termuda dalam sejarah Perancis.Â
Oleh sebab itu, pemilihan Attal menunjukkan peran kaum muda yang tak boleh disepelehkan. Kaum muda perlu mendapat tempat dan peran dalam tata pemerintahan sejauh kompetensi yang dimilikinya.Â
Langkah Presiden Perancis yang berani memilih Attal yang masih berusia 34 tahun untuk duduk sebagai perdana menteri merupakan langkah maju dalam tata pemerintahan dan bisa menjadi pelajaran untuk para pemimpin di dunia.Â
Peran kaum muda tak boleh disepelehkan, tetapi perlu mendapat tempat yang besar dalam tata pemerintahan. Lebih jauh, kompetensi seseorang tak bisa ditakar dan diukur dari sisi usia semata. Usia hanyalah angka dan pengetahuan tiap orang tak bisa dibatasi oleh angka dan jumlah usia.
Attal menjadi salah satu simbol peran kaum muda. Keterpilihannya sebagai perdana menteri termuda di dunia saat ini menjadi angin segar untuk kaum mauda, dan juga membuka perspektif dalam melihat, menilai, dan memilih seorang pemimpin.Â
Dalam mana, pemimpin tak bisa ditakar dari jumlah usia, tetapi mesti dilihat dari kemampuannya dalam menejahwantakan pengetahuannya dalam mempimpin.
Pelajaran lainnya adalah untuk kaum muda yang berpolitik, yang mana tak boleh ragu untuk menunjukkan kapasitasnya dalam kehidupan berpolitik dan bersosial. Juga, tak boleh tunduk dan bersikap inferior pada senioritas. Sebaliknya, optimis untuk menunjukkan dan mengeluarkan kemampuan terbaik dalam memimpin.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H