Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kembalinya Gaya Gegenpressing Jurgen Klopp di Liverpool

12 Januari 2024   09:31 Diperbarui: 12 Januari 2024   09:34 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya sulit untuk mempertahankan konsistensi permainan tim dalam waktu yang relatif lama. Hal itu ditunjukan lewat kondisi Liverpool pada musim lalu, yang mana Liverpool harus berjibaku untuk masuk enem besar klasemen Liga Inggris. 

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp menghadapi spekulasi tentang akhir masa tugasnya di Liverpool. Setelah tujuh musim sebagai pelatih Liverpool, Liverpool seperti kembali ke titik terendah. 

Tak sampai di situ. Tak sedikit yang mengaitkan keterpurukan Liverpool dengan masa lalu Klopp sebagai pelatih. Dalam mana, musim ketujuh sebagai pelatih seperti menjadi kutukan tersendiri untuk Klopp. 

Namun, kalau dirunut lebih jauh, keterpurukan itu dipengaruhi oleh kondisi skuad. Ada pemain andalan yang pergi, dan pemain yang menggantikan mereka itu tak beradaptasi dengan baik. Belum lagi masalah cedera yang mempengaruhi keseimbangan tim. 

Musim ini, situasi Liverpool berbanding terbalik dengan musim lalu. Liverpool seperti terlahir kembali. Sejauh ini, Liverpool menjadi satu-satunya tim yang masih berkompetesi di empat kompetesi berbeda. 

Bahkan, peluang untuk mendapatkan trofi pertama sudah ada di depan mata lantaran di leg pertama semifinal Piala Carabao, Liverpool berhasil mengatasi tamunya, Fulham (2-1) di Anfield. 

Kemenangan Liverpool kontra Fulham di Anfield menggariskan beberapa poin penting. Poin paling pertama adalah kemampuan Liverpool untuk mengejar ketertinggalan 1 gol dari Fulham. 

Liverpool tak patah arang untuk mencari gol penyama kedudukan. Pelbagai upaya dilakukan, termasuk melakukan beberapa tembakan spekulasi guna menembus barisan pertahanan Fulham yang tampil solid. 

Alhasil, gol penyama kedudukan terlahir. Adalah Curtis Stones yang memecah kebuntuan berkat gol jarak jauhnya. Gol itu seperti perlahan meruntuhkan barisan pertahanan Fulham hingga gol kedua juga hanya beberapa menit dari gol penyama kedudukan terjadi berkat kerja sama apik antara Darwin Nunez dan Cody Gakpo. 

Poin kedua dari kemenangan Liverpool kontra Fulham adalah mampu tampil meyakinkan tanpa kehadiran Mohamed Salah. Salah sudah menjadi urat nadi permainan Jurgen Klopp di Liverpool. Boleh dibilang, Salah masih menjadi pemain yang sulit tergantikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun