Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sebab Keanehan dari Performa Chelsea

10 Januari 2024   07:50 Diperbarui: 10 Januari 2024   08:11 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chelsea menderita kekalahan di leg pertama Piala Carabao dari Middlesbrough (1-0). Foto: AFP/ Ben Stansall via Kompas.com

Setelah tiga kemenangan berturut-turut di setiap laga, Chelsea kembali terjatuh pada kekalahan. Sebelumnya, Chelsea kalah dari Wolves di Liga Inggris, dan kemudian meraih tiga kemenangan beruturut-turut sebelum kemudian ditumbangkan oleh Middlesbrough. 

Sama halnya, saat sebelum Chelsea kalah dari Wolves di Liga Inggris. Chelsea coba bangkit setelah dikalahkan oleh Manchester United dengan meraih tiga kemenangan berturut-turut. 

Dengan ini, Chelsea belum sekalipun konsisten mempertahankan kemenangan di lima laga secara berturut-turut. Dengan ini, ada yang aneh dengan jalan Chelsea yang kerap tampil tak konsisten.  

Ketidakkonsisten Chelsea itu tentu saja membuat wajah Chelsea seperti tim bermuatan pemain mahal tetapi kualitas performa yang sangat medioker. 

Pochettino yang sudah setengah musim menjadi pelatih Chelsea tampaknya belum menemukan formula yang terbaik untuk mempertahankan konsistensi Chelsea. 

Ditambah lagi dengan upaya Pochettino yang kelihatannya masih mencari formasi yang paten untuk skuadnya. Hal itu nampak saat Chelsea kalah kontra Middlesbrough. 

Ketika penyerang Nicolas Jacksen yang biasa dimainkan sebagai striker absen karena tugas bersama timnas di Piala Afrika, Pochettino lebih memilih melakukan eksperimen daripada mencari pemain yang setipe dengan Jacksen. 

Pochettino lebih memilih Cole Palmer yang biasanya beroperasi sebagai penyerang sayap kanan sebagai striker, dan meninggalkan Armando Broja di bangku cadangan. Padahal, dari sisi gaya, Broja yang lebih cocok menggantikan peran Jackson. 

Terang saja, keputusan Pochettino dipertanyakan dan keputusan itu pun berakibat pada performa Chelsea di lini depan. Chelsea tampil menguasai jalannya laga, namun minim penyelesaian akhir. 

Saat Broja masuk di babak kedua, Broja juga gagal bersinar karena tak mempunyai koneksi yang kuat dengan pemain lainnya.

Dengan ini, sangat jelas bahwa Pochettino sebenarnya belum menemukan formula yang paten guna mempertahankan konsistensi Chelsea. Mau tidak mau, Pochettino perlu memecahkan persoalan tersebut agar bisa tampil 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun