Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Ruang Ganti Sudah Tak Percaya dengan Erik Ten Hag

5 Desember 2023   06:57 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:16 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erik Ten Hag, pelatih Manchester United. Foto: Paul Ellis/AFP via Kompas.com

Di dinding media sosial dari pakar transfer dan analisis sepak bola, Fabrizio Romano (5/12/23) tertulis mengenai situasi Erik Ten Hag di Manchester United (MU). 

Romano mengambil referensi dari beberapa media besar di Inggris, yang mana tertulis bahwa ruang ganti MU sudah kehilangan kepercayaan pada pelatih Erik Ten Hag. 

Situasi di ruang ganti MU itu tak lepas dari pendekatan dan taktik Ten Hag. Ten Hag juga dinilai otoriter, bahkan ada yang menyebut Ten Hag seperti "Robot" dalam mengatur tim. 

Tak elak, Romano menempatkan situasi ruang ganti MU dengan judul "Alert at Manchester United." Tentu saja, situasi di MU tak lepas dari dua laga terakhir yang terjadi di Liga Champions Eropa dan Liga Inggris, yang dipandang sangat krusial untuk MU.

Di Liga Champions, MU yang sudah unggul 3-1 atas Galatasaray harus kehilangan poin penuh lantaran tak bisa mempertahankan keunggulan itu hingga menit terakhir. Akhir laga, MU harus puas dengan skor 3-3 tetapi skor itu menipiskan peluang MU yang sementara berada urutan terakhir di grup untuk melaju ke babak selanjutnya. 

Situasi menjadi kian runyam saat MU ditundukan oleh Newcastle United dalam lanjutan kompetesi Liga Inggris musim 2023/24 pekan ini. Dalam satu bulan terakhir, MU dicundangi oleh Newcastle, yang mana satu laganya terjadi di Old Trafford dalam kompetesi Piala Carabao. 

Kekalahan dari Newcastle seperti mempertegas situasi MU yang sementara tak stabil, apalagi saat bermain dengan tim-tim mapan yang berada dalam enem besar Liga Inggris. Secara tidak langsung, MU yang sementara duduk di posisi ke-6 klasemen sementara Liga Inggris sudah kehilangan tajinya sebagai klub besar. 

Terang saja, situasi MU dalam beberapa laga terakhir ikut mempengaruhi tempat Ten Hag di kursi pelatih. Pelatih asal Belanda ini tampaknya belum menemukan formula yang tepat untuk membangun skuad yang solid. 

Padahal, Ten Hag sudah diberikan keleluasaan oleh pihak klub untuk membeli pemain yang umumnya seturut keinginan Ten Hag sendiri. 

Di musim perdana, Ten Hag mendatangkan beberapa pemain penting seperti Raphael Verane, Antony, Tyrell Malacia, Christian Eriksen, Casemiro, dan Lisandro Martinez. Hasilnya cukup memuaskan  lantaran  MU masuk empat besar Liga Inggris dan kembali ke Liga Champions. Lalu, MU juga berhasil meraih trofi Piala Carabao, dan masuk final Piala FA. 

Performa di musim perdana dari Ten hag makin menguatkan kepercayaan dari klub. Tak tanggung-tanggung, di musim kedua, Ten Hag diberikan sejumlah besar uang untuk membeli Mason Mount, Rasmus Hojlund dan Andre Onana. 

Namun, sejauh ini upaya itu tak membuahkan hasil yang cukup meyakinkan. Performa MU di kompetesi domestik dan Eropa tak begitu meyakinkan walau MU sudah membeli banyak pemain di era Ten Hag. 

Belum lagi, pemain yang dibeli era Ten Hag tampil tak meyakinkan. Onan yang menggantikan peran David de Gea di bawah mistar gawang kerap dikritik lantaran aksi blunder yang sering dilakukannya. 

Pembelian Mount dari Chelsea juga cukup kontroversial. Pemain asal Inggris ini tampil tak meyakinkan bersama Chelsea, tetapi Ten Hag memilih untuk membelinya dari Chelsea. Akan tetapi, Mount masih belum menunjukkan performa terbaik seturut harga yang diberikan MU untuk Chelsea. 

Ketika ada ketidakpercayaan dari ruang ganti pada Ten Hag, nasib Ten Hag seperti sementara berada dalam ancaman. Bukan tak mungkin, pelatih yang dibeli dari Ajax ini berakhir dan kelak digantikan oleh pelatih lain. 

Pasalnya, ketika ada ketidakpercayaan di ruang ganti, hal itu sudah menunjukkan bahwa ketidakharmonisan sementara terjadi. Akibat lanjutnya adalah akan sangat sulit untuk membangun tim yang solid dan performa tim bisa makin anjlok. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun