Apabila melirik ke belakang, tercatat sudah lima laga MU harus tunduk di Old Trafford pada musim ini. Ini menunjukkan bahwa kewibawaan atau pun keangkeran Old Trafford sepertinya sudah pudar.
Tentu saja, hal itu tak lepas dari performa tim secara umumnya. Pada laga kontra Newcastle di Piala Carabao, Ten Hag melakukan pergantian pemain di beberapa lini.
Lebih dari setengah skuad yang dimainkan oleh Ten Hag adalah mereka yang tak diturunkan sejak menit awal saat bermain kontra Man City pada pekan lalu atau pun yang tak turun sama sekali. Namun, alih-alih memperbaiki performa di akhir pekan lalu di Liga Inggris, malahan MU kalah efektivitas dari tim tamu, Newcastle.
Lebih jauh, pergantian pemain secara total tak serta merta mengubah pola permainan MU. Artinya, kedalaman dan keseimbangan skuad MU juga tak begitu kuat. Seyogianya saat tim utama mandek, pemain di bangku candangan bisa menjadi opsi untuk memberikan solusi atas kemandekan permainan MU.
Padahal, MU di era pelatih Erik Ten Hag sudah melakukan pembelian besar-besaran. Bila menimbang performa MU sejauh ini, pembelian itu tak menjawabi kebutuhan MU untuk tampil maksimal.
Selama era Ten Hag, MU sudah menghabiskan sekitar 7,6 triliun rupiah untuk belanja pemain. Akan tetapi, nilai beli itu tak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Beberapa pemain yang didatangkan oleh Ten Hag lebih cenderung mengarah pada pembelian gagal dan mulai tergeser dari tim utama.
Masalahnya Ten Hag cenderung memaksakan pemain yang dibeli di eranya untuk tetap dimainkan walau mereka tampil tak meyakinkan. Misalnya, Antony yang dibeli dari Ajax. Pemain timnas Brasil itu tampil tak begitu meyakinkan, namun Ten Hag selalu memainkannya.
Sama halnya dengan Mason Mount yang terkesan dibuang oleh Chelsea. Pemain timnas Inggris itu sejauh ini masih gagal memberikan kontribusi terbaik untuk timnas.
Berbeda dengan Andre Onana, kiper yang dibeli dari Inter Milan dan mengharuskan klub mengakhiri kontrak dengan David de Gea. Onana beberapa kali melakukan blunder, dan karena tak pilihan lain, mau tak mau Ten Hag tetap memainkan Onana dalam skema permainannya.
Terang saja, kebijakan Ten Hag dalam belanja pemain dan mengatur skuadnya mendapat kritikan keras. Mantan pelatih Ajax itu pun kelihatannya mulai tergoncang karena kritikan dan sorotan dari luar lapangan.
Terlebih lagi MU sudah makin familiar dengan kekalahan di kediamannya sendiri, Old Trafford. Situasi itu tentu saja membuat Ten Hag makin terancam.