Dengan adanya media sosial saat ini, berita tentang politik dengan pelbagai kontroversinya tersebar begitu rampan. Dan, bukan rahasia lagi jika banyak kaum muda yang hadir di medsos.Â
Apabila berita-berita itu tak difilter dengan baik, malah kaum muda memiliki persepsi negatif pada calon tertentu, termasuk paslon yang mempunyai rekam jejak yang negatif dan kontroversi.
Di sisi lain, langkah instan Gibran yang merupakan anak presiden bisa menimbulkan pikiran negatif pada kaum muda. Kaum muda identik dengan masa-masa di mana kerja keras harus menjadi bagian dari mencapai kesuksesan. Ketika kesuksesan dimuluskan oleh faktor keluarga, hal itu tentu saja berseberangan dengan spirit kaum muda.
Oleh sebab itu, jalan Gibran bisa menjadi preseden negatif untuk kaum muda. Efeknya, alih-alih menjadikan Gibran sebagai magnet menarik kaum muda, malah karena rekam jejaknya ke tangga cawapres yang dibumbui oleh kontroversi dan terkesan instan menjadi sebab suara sinis dari kaum muda sendiri.
Barangkali, akan menjadi lebih bernilai kampanye dari paslon Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud MD yang bisa menarasikan jalan politik mereka sewaktu berposisi sebagai kaum muda hingga menjadi politikus sukses seperti saat ini. Kisah mereka sewaktu masih muda bisa menjadi pelajaran berharga dari kaum muda saat ini.
Apalagi cerita-cerita mereka itu terbukti lewat jalan politik mereka yang mana hampir semua paslon ini tak terlahir dari lingkaran keluarga politik yang sangat kental sebagaimana Prabowo dan Gibran.
Lebih jauh, keraguan lain pada efek Gibran menarik suara untuk kaum muda adalah proses sampai ke jalur cawapres. Hemat saya, pengambilan keputusan MK terjadi pada momen yang tak tepat, di mana nama Gibran sementara naik daun dalam panggung politik dan kemudian dijadikan cawapres. Mungkin berbeda saat keputusan itu terjadi jauh sebelum Gibran mau masuk kontestasi pilpres.
Apabila proses terjadi lewat jalur sebaliknya, misalnya Gibran didorong oleh kekuatan massa dari akar rumput yang kuat terlebih khusus gerakan kaum muda, maka Gibran bisa menjadi faktor kuat yang bisa menarik kaum muda.
Namun, jalur politik yang ditempuh Gibran sejauh ini menimbulkan diskusi pro dan kontra. Terlebih lagi, di balik diskusi itu, keterkaitan Gibran sebagai anak presiden ikut dibawa. Akibatnya, Gibran pun dipandang sebagai keberlanjutan dari kekuasaan Jokowi.Â
Pada tataran pemilih, belum tentu pemilih muda puas dengan kepemimpinan Jokowi. Ketidakpuasan itu pun bermuara pada pengalihan suara untuk tak memilih paslon yang melekat kuat dengan kepemimpinan Jokowi.
Gibran adalah tokoh muda yang cukup sensasional karena dipilih sebagai cawapres. Di tempat pertama, Â hal itu menunjukkan keberadaan kaum muda yang tak sekadar penonton dan pengamat di pentas pilpres sebagai pilpres terdahulu.