Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Melihat Keuntungan untuk "Amin" dari Pencawapresan Gibran

24 Oktober 2023   08:47 Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:04 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakal capres Anies Baswedan (kiri) dan bakal cawapres Cak Imin (kanan) menyerahkan berkas syarat pencalonan menjadi presiden dan wakil presiden kepada Ketua KPU Hasyim Asy’ari, di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay via kompas.com

Dinamika politik selalu menghadirkan pelbagai efek. Pendeklarasian Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi calon presiden dari Prabowo Subianto mewarnai dinamika politik menjelang pemilu presiden 2024.

Dinamika politik ini tentu saja memberikan efek berbeda untuk tiga pasangan calon yang menyatakan maju di pilpres 2024. Di sini, penulis mau menelisik bagaimana pencawapresan Gibran berdampak pada paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau pasangan yang disingkat dengan Amin ini.

Pada tempat pertama, Amin bisa dikategorikan sebagai antitesis dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal itu, pertama-tama, ditegaskan lewat keberadaan Anies Baswedan. Anies yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta hadir sebagai sosok yang dipandang sebagai "kebalikan" dalam hal berpolitik dari Presiden Joko Widodo.

Tentu saja, istilah ini muncul bermula dari langkah politik yang dijalankan oleh kedua belah pihak. Mulai dari pemecatan Anies dari Menteri Pendidikan di periode pertama pemerintahan presiden Jokowi hingga pencalonan Anies sebagai gubernur DKI Jakarta dan melawan, Basuki Tjhaja Purnama atau Ahok yang merupakan jagoan sekaligus teman dekat, Presiden Jokowi. Pendek kata, relasi politik di antara kedua pihak menjadi renggang.

Dengan mengambil jalan yang berseberangan dengan Jokowi, Anies bisa mendapatkan suara dari pihak-pihak yang kontra dengan kebijakan pemerintahan Jokowi. Bagaimana pun, pasti ada pihak-pihak yang tak selaras dengan Jokowi selama dua periode kepemimpinannya. Pihak-pihak itu menjadi basis dasar dari massa Amin dalam pilpres mendatang.

Selanjutnya, massa Anies dikuatkan oleh kehadiran Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Berstatuskan sebagai ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan berelasi dengan Nahdatatul Ulama (NU), suara-suara untuk Amin mendapat sokongan.

Belum lagi elektabilitas yang ditentukan oleh faktor latar belakang. Anies bisa saja mendapat sokongan kuat dari wilayah DKI Jakarta dan Cak Imin akan disokong wilayah Jawa Timur yang merupakan basis PKB 

Lantas, bagaimana pencawapresan Gibran berdampak pada elektabilitas Amin?

Pencawapresan Gibran yang berpisah dari PDI-P seperti membawa keterpecahan di kubu PDIP. Gibran merupakan kader PDI-P. Beliau, bahkan, bertarung di kontestasi politik untuk pertama kalinya sebagai walikota Solo karena dukungan politik dari PDI-P.

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar calon presiden dan wakil presiden. Foto: Kompas.com/Singgih Wiryono
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar calon presiden dan wakil presiden. Foto: Kompas.com/Singgih Wiryono

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun