Berbicara tentang Liga Perancis, umumnya pecinta sepak bola hanya lekat dengan Paris Saint Germain (PSG). Sebabnya, status PSG sebagai klub kaya di Eropa yang mampu mengontrak pemain dengan harga yang fantastis.
Kendati ditinggalkan oleh beberapa bintang seperti Lionel Messi dan Neymar Jr musim ini, PSG tetap menjadi sorotan. Komposisi skuad terbilang kuat untuk kategori Eropa. Ditambah lagi dengan kehadiran mantan pelatih Barcelona dan Spanyol, Luis Enrique sebagai pelatih baru PSG yang menggantikan M. Galtier.
Tim-tim lain kadang dibicarakan, terlebih khusus terjadi saat transfer pemain. Sudah menjadi pemandangan yang cukup lumrah saat pemain berbakat di Liga Perancis menjadi target dari tim-tim kuat di Eropa.
Minimnya pembicaraan tentang Liga Perancis boleh jadi karena faktor persaingan di antara klub. Terlebih lagi semenjak PSG dimiliki pengusaha kaya selama satu dekada terakhir. Efek lanjutnya, juara kompetesi domestik hanya menjadi kepunyaan PSG.
Warna Liga Perancis di awal musim ini agak berbeda. Dari enem laga yang telah dimainkan, di puncak klasemen bukanlah PSG tetapi Brest dan kemudian disusul oleh Nice di peringkat kedua. PSG yang menjadi juara musim lalu sementara berada di peringkat ke-3 klasemen.
Yang menjadi sensasi awal musim ini di Liga Perancis adalah Nice. Pasalnya, Nice mampu mengalahkan dua tim kuat yakni PSG dan AS Monaco. Menariknya, Nice membekuk kedua tim ini di kandang mereka sendiri.
Keberhasilan Nice itu pun bermuara pada peran pelatih muda Francesco Farioli (34 tahun). Farioli mampu mengangkat mentalitas permainan Nice sehingga bersaing dengan tim-tim kuat seperti PSG, Lyon dan Monaco.
Dari enem laga, Nice berhasil menang 3 kali dan raih tiga hasil imbang. Nice pun menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di Liga Perancis.
Bahkan, kalau berhasil menang kontra Brest yang berada di puncak klasemen pada pekan ketujuh Liga Perancis, Nice bisa naik ke posisi puncak klasemen sementara. Target itu bisa tercapai apabila menimbang performa Nice yang sudah mengalami tim-tim kuat sejauh ini. Hal itu juga didukung oleh peran Farioli sebagai pelatih.
Lantas, siapakah Farioli?