Kedua, para pemeran sering berdialog sendiri ketika menghadapi masalah.
Saya perhatikan paran pemeran berdialog sendiri, baik tanpa suara maupun bersuara. Dialog itu seperti memperjelas alur cerita. Jadinya, alur cerita gampang terbaca dan karakter si pemeran juga ikut terbaca.
Efek lanjutnya, tak ada kejutan dari alur cerita. Gampang terbaca. Hal itu terjadi, salah satunya, monolog para pemeran yang tersampaikan secara jelas.Â
Makanya, hal itu membuat saya tak tertarik untuk menonton lantaran tak ada kejutan yang mau dicari atau diteliti lebih jauh.
Ketiga, efek ketegangan yang terlalu panjang. Misalnya, ketika menghadapi ketegangan, para pemeran terkejut dan tercengang untuk beberapa detik dan disertai dengan musik pengiring.
Kadang karena terlalu lama, jadinya ada rasa muak daripada penasaran dengan apa yang terjadi. Pilihan terakhir adalah pindah saluran dan lebih baik menonton acara lain.
Menonton TV menjadi bagian harian hidup kita. Namun, kita perlu selektif agar tak gampang percaya dengan apa yang disampaikan dan ditayangkan.
Juga, Kita perlu rasional menilai setiap acara agar tak membuat kita terjebak pada salah pikir. Â Setiap tayangan ditelaah dengan pisau berpikir yang cukup tajam sehingga kita pun tak menikmati atau menonton setiap hal yang ditayangkan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H