Manchester United (MU) mengawali kompetesi Liga Inggris musim 2023/24 dengan kemenangan tipis kontra Wolves (15/8/23). Kemenangan itu menjadi awal yang baik lantaran MU bisa keluar dari jebakan kesolidan permainan Wolves.
Ten Hag melakukan eksperimen strategi dalam laga ini. Musim lalu, Ten Hag sangat familiar dengan penerapan formasi 4-2-3-1. Formasi ini membuat MU meraih hasil positif secara konsisten.
Apabila dicerna kekuatan formasi Ten Hag terletak pada dua sisi gelandang jangkar. Musim lalu, peran itu dimainkan oleh Casemiro dan C. Erikssen.
Masalah menimpah MU kala Casemiro absen. Erikssen tak mempunyai tandem yang sepadan dengan kualitas yang dimiliki oleh Casemiro. Makanya, Ten Hag begitu getol untuk mendapatkan gelandang yang mempunyai efektivitas kerja seperti Casemiro.
Perhatiannya pada Frengkie de ajong belum lekang. Namun, situasi kian rumit lantaran De Jong sudah menjadi bagian penting dari permainan Barcelona. Terlebih lagi, Sergio Busquets sudah hengkang dan peran Busquets secara tak langsung jatuh pada pundak De Jong.
Pembelian Mason Mount menjadi Salah satu pilihan dari lini tengah MU. Mount yang dibeli dari Chelsea ini pun menjadi alternatif tepat dari kegagalan mendapatkan De Jong.
Mount bisa mengambil peran Casemiro apabila pemain timnas Brasil ini absen. Juga, Mount bisa menjadi tandem Casemiro di sektor formasi dua gelandang jangkar.
Akan tetapi, di laga perdana, Ten Hag melakukan perubahan strategi. Form#$8 andalan 4-2-3-1 diubah dengan formasi 4-1-4-1.Â
Dalam formasi ini, Casemiro dimainkan sebagai gelandang jangkar tunggal dan Mount berada dalam formasi empat gelandang. Tujuannya pasti untuk mendominasi laga.
Akan tetapi, formasi itu malah melumpuhkan peran Mount. Mount gagal mengeluarkan performa terbaik. Terbatas karena peran Bruno Fernandes. Dalam ini Mount dan Fernandes mempunyai bertipekan gelandang yang persis sama.