Sebelum laga leg pertama semifinal Liga Champions antara Manchester City kontra Real Madrid di Santiago Bernabeu (10/5/23), Pelatih Carlo Ancelotti menaruh pujian pada Man City. Menurut pelatih asal Italia ini, timnya akan menghadapi tim yang tampak sulit untuk dihentikan.Â
Ya, sebelum bertandang ke Santiago Bernabeu, Man City membawa catatan rekor 11 kemenangan berturut di semua kompetesi dan belum terkalahkan di 20 laga terakhir. Tak ayal, penilaian Ancelotti, pada satu sisi, sangatlah benar, di mana Man City tampak sulit untuk dihentikan untuk saat ini.Â
Hasil laga kedua tim pun berakhir seri 1-1. Madrid berhasil menahan imbang Man City. Â Madrid berhasil menampilkan performa sebagai "raja Eropa" dan membuat Man City sedikitnya kesulitan meruntuhkan kesolidan Madrid. Malahan, beberapa kali Madrid mempunyai peluang emas yang mampu diselamatkan oleh Ederson.Â
Tercatat, Madrid mampu mencatatkan 13 tembakan ke gawang Man City dengan 4 tepat sasar. Sementara itu, Man City mencatatkan 10 tembakan dengan 6 yang tepat sasar. Secara umum, Madrid bermain lebih pragmatis, dan memanfaatkan setiap peluang di lini belakang Man City.Â
Cara pertama Madrid meredam Man City adalah menguatkan lini belakang. Secara mengejutkan, Ancelotti memainkan gelandang E. Camavinga sebagai bek kiri.Â
Pemain muda asal Perancis berhasil tampil meyakinkan selama 90 menit sebagai bek kiri. Tercatat dia menciptkan 5 takel dan menciptakan asis bagi gol Madrid yang dicetak oleh Vinicius Jr pada babak pertama.Â
Camavinga berhasil meredam pergerakan Bernardo Silva sehingga menyulitkan pemain asal Portugal ini  menyortir bola ke Erling Haaland.Â
Lini belakang Madrid juga mampu meredam pergerakan Haaland. Para pemain belakang dan lini tengah tak memberikan ruang  bagi Haaland melakukan tembakan.Â
Selepas laga dalam wawancara dengan BT Sport (BBC Sport. 10/5/23), penjaga gawang Madrid Thibaut Courtois mengakui sistem kerja timnya dalam meredam pergerakan Haaland. Menurutnya, timnya tak memberikan ruang bagi Haaland dan pemain Man City. Akibatnya, mereka lebih banyak melakukan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti.
Hanya saja, Madrid gagal membendung tembakan jarak jauh De Bruyne dari luar kotak penalti. Gol Bruyne menjauhi Man City dari kekalahan sekaligus membuktikan efektivitas Man City dalam memecah kebuntuhan. Â