Kunjungan ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh ke kediaman ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto pada hari Minggu (5/3/23) sangat jelas mengandung muatan politis. Intensi dasarnya bisa berkaitan dengan pemilihan umum presiden di tahun 2024 mendatang.
Prabowo kemungkinan besar akan tetap diusung sebagai calon presiden (capres) dari Gerindra. Sementara itu, Nasdem sendiri sudah secara terbuka mengusung Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menjadi capres mendatang.
Tak ayal, langkah Nasdem sempat memperkeruh suasana dan relasi politik antara kubu Gerindra dan Nasdem, terlebih lagi dengan Anies. Pasalnya, Anies naik ke kursi gubernur DKI Jakarta berkat dukungan politik partai Gerindra, yang mana beliau diduetkan dengan Sandiaga Uno.
Naiknya Anies ke kursi gubernus mempertegas pengaruh Prabowo dan statusnya sebagai "king maker" untuk konteks politik di tanah air. Walau demikian, sangat sulit untuk menggeser posisi Menteri Pertahanan ini dari posisinya sebagai calon presiden untuk pilpres 2024.
Makanya, ketika Anies mengiakan tawaran Nasdem, hal itu sedikitnya mengusik kubu Gerindra. Bahkan Sandiago Uno yang berposisi sebagai Keduat Dewan Pembina Partai Gerindra turun tangan dan mengungkap kontrak politik yang pernah dibuat antara Anies dan Prabow. Kontrak politik itu dibuat sebelum perhelatan pilkada DKI Jakarta 2017. Â
Kemungkinan besar, kontrak itu menyatakan dukungan penuh untuk Prabowo apabila beliau kembali mencalonkan diri menjadi presiden. Dengan majunya Anies, kontrak politik yang pernah dibuat itu pun seolah dikangkangi. Anies bisa saja menjadi salah satu lawan Prabowo di pilpres 2024.
Oleh sebab itu, kunjungan Surya Paloh ke kediaman Prabowo bisa meredahkan polemik dan situasi keruh yang mengitari di antara kedua belah pihak. Melansir berita dari Kompas co. id (5 Maret 2023), dari hasil pertemuan kedua ketum partai ini tercapai kesepatakan untuk saling menghormati keputusan politik setiap partai.
Dalam mana, Gerindra pun menghargai keputusan Nasdem yang mengusung Anies sebagai capres, pun sebaliknya Nasdem menghargai Gerindra yang tetap mengusung Prabowo di pilpres 2024 mendatang.
Pada tempat pertama, sikap kedua ketum ini memberikan sinyalemen kuat dalam membangun rivalitas politik yang sehat di tanah air. Bagaimana pun, dinamika politik sangat sulit ditebak dan kerap kali jauh dari kontrak politik yang dibuat secara tertulis.
Rivalitas perlu dibangun atas dasar diskursus politik yang sehat. Kunjungan Surya Paloh kepada Prabowo merupakan bagian dari diskursus politik dalam menjelaskan posisi dan sikap masing-masing partai. Hasil dari pertemuan ini memberikan buah politik yang mencerahkan lantaran kedua belah pihak saling menghargai pilihan politis partai.