Keberhasilan Manchester United (MU) meraih trofi Piala Carabao pekan lalu memberikan energi positif di langit Old Trafford. Kebangkitan MU benar-benar nyata. Mentalitas MU sementara berada pada level yang stabil.Â
MU seolah memberikan ancaman di daratan Inggris dan Piala Eropa. Tim yang sangat berjaya di tahun 90-an ini seperti Singa yang bangkit dari tidur panjang dan siap menerkam tim mana saja.Â
Satu trofi sudah masuk kabinet Setan Merah. Tertinggal 3 trofi, yang mana MU masih berpeluang mendapatkannya.Â
Target itu bukanlah mustahil. MU masih tetap berpeluang meraih 4 trofi pada musim ini lantaran performanya cukup stabil. Boleh dibilang, MU menjadi satu-satunya tim di lima liga besar Eropa yang masih sulit ditundukan saat ini. Â
Jalan meraih 3 trofi lainnya memang tak gampang. Akan tetapi, menimbang semangat dan kestabilan MU sejauh ini, peluang meraih 3 trofi lain itu bisa tercapai.Â
MU mulai menunjukkan niatnya untuk berupaya meraih 3 trofi lain. Kemenangan MU 3-1 kontra West Ham di Old Trafford pada babak kelima Piala FA (3-1) (2/3/23) membuktikan ambisi MU.Â
MU terlebih dulu tertinggal 0-1 dari anak-anak asuh David Moyes. Moyes bukanlah wajah baru untuk MU lantaran pernah melatih Setan Merah saat menggantikan Sir Alex Ferguson. Alih-alih Moyes menghalangi jalan MU, malahan timnya pulang dengan tangan hampa dari Old Trafford. Â
Pelatih Erik Ten Hag melakukan perubahan pemain yang cukup besar di skuad. Bahkan pelatih asal Belanda ini mengubah formasi permainan andalannya dari 4-2-3-1 ke formasi 4-3-3.
Perubahan ini barangkali bertujuan untuk mengakomodasi permainan di lini tengah. Ten Hag lagi-lagi memberikan kesempatan kepada S. McTominay di lini tengah dan diapiti oleh B. Fernandes dan M. Subitzer. Di lini belakang, Ten Hag menduetkan Harry Maguire dan V. Lindelof. Â
Eksperimen ini memang tak secara total merusak alur permainan MU. Namun, intensitas permainan agak tak seimbagn. Lantas, di babak kedua Ten Hag menarik keluar McTominay digantikan oleh Casemiro dan V. Lindelof digantikan oleh L. Martinez.Â