Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hal Ini yang Membuat Chelsea Bangkit di Tangan Graham Potter

26 Oktober 2022   08:43 Diperbarui: 26 Oktober 2022   09:04 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Chelsea merayakan gol Kai Havertz ke gawang RB Salzburg. FotoL AFP/Krugfoto via Kompas.com

Hal kedua adalah cara Potter membangun relasi dengan para pemain

Setiap pemain diperlakukan secara sama. Dalam arti, Potter tak cenderung membangun tim antara tim regular atau  di bangku cadangan. Hampir setiap pemain yang berada di skuad senior sudah mendapat menit bermain. 

Terbukti, Hakimi Ziyach dan Christian Pulisic yang sempat masuk dalam daftar jual di musim transfer lalu sudah mendapat menit bermain. Kepa yang merupakan kiper termahal di Liga Inggris terlihat menemukan performa terbaik selama berseragam Chelseas. 

Kepercayaan dirinya meningkat. Sempat menjaga rekor tak kebobolan di lima laga terakhir, hingga pecah telur saat kontra MU akhir pekan lalu gegera gol injury time Casemiro.

Relasi dan komunikasi Potter dengan para pemain memberikan ruang bagi pemain untuk menunjukkan kualitas mereka. Jadinya, pemain yang diisukan untuk dijual atau pun hengkang menjadi fokus untuk mempertahankan posisi mereka di skuad utama. 

Ketiga, Potter berani melakukan rotasi pemain dan mengubah formasi pemain 

Sejauh ini, Potter tak berpaku pad beberapa pemain tertentu sebagai bagian dari formasinya. Di tengah kompetsi Liga Inggris yang begitu ketat, Potter tak ragu untuk melakukan rotasi pemain. 

Terbukti dalam dua laga terakhir. Mason Mount yang menjadi pilihan pertama saat bersua kontra MU di Liga Inggris pada pekan lalu ditempatkan di bangku cadangan. Tempatnya diisi oleh C. Gallagher saat bertandang ke markas Salzburg.

Sama hallnya dengan Sterling. Sterling kerap mendapat posisi yang berbeda dari Potter. Kontra Salzburg, Sterling ditempatkan sebagai pemain sayap kiri,. Kadang Sterling mejadi tandem Pierre Emerick Aubameyang di lini depan atau juga bermain seabgai sayap kanan. 

Keberanian Potter ini tentu saja sudah dipertimbangkan dengan tuntutan taktik, kondisi, dan kesiapan para pemain. Dengan kata lain, Potter mengenal karakter pemain dan menganalisa taktik lawan, sehingga tak asal menempatkan pemain pada posisi yang bukan posisi aslinya. 

Keberhasilan Chelsea lolos ke babak 16 besar menunjukkan efek Potter sebagai manajer Chelsea. Dampak lebih jauhnya pemecatan Tuchel pun tak mempengaruhi ruang ganti dan membenamkan Chelsea. Malahan, aura positif menaungi hati suporter dan memperkuat mentalitas para pemain tim yang berjuluk The Blues ini.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun