Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hal Ini yang Membuat Chelsea Bangkit di Tangan Graham Potter

26 Oktober 2022   08:43 Diperbarui: 26 Oktober 2022   09:04 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Chelsea merayakan gol Kai Havertz ke gawang RB Salzburg. FotoL AFP/Krugfoto via Kompas.com

Berkat kemenangan kontra Salzburg, Chelsea pun lolos ke babak 16 besar sekaligus menyusul Manchester City, yang juga salah satu perwakilan dari Liga Inggris.

Sejak ditentukan pada tanggal 8 September 2022, perlahan tetapi pasti Potter memberikan efek positif di Chelsea. dari 9 laga di semua kompetesi, Potter mengoleksi 6 kali menang dan 3 kali seri. 

Aura negatif kerena pemecatan tiba-tiba pada Tuchel di Stamford Bridge perlahan mereda. Terlebih, Chelsea bermain konsisten di Liga Champions Eropa. Terlihat Chelsea mendapatkan harapan baru di tangan Potter.

Harapan baru itu nampak lewat hasil di lapangan. Chelsea belum pernah meraih kekalahan sejak Chelsea ditangani oleh Potter. Hasil ini mulai membungkam suara-suara ragu yang dilimpahkan kepadanya tatkala ditentukan sebagai manajer Chelsea. 

Beberapa poin yang kelebihan Potter yang membantu Chelsea bangkit dari situasi sulit.

Hal yang paling pertama adalah karakter Potter sebagai pelatih 

Potter terlihak pribadi yang kalem. Penampilan di pinggir lapangan begitu tenang dan jauh dari glamor.  

Berbeda dengan gaya Tuchel yang begitu meledak-ledak saat melakukan selebrasi atas gol timnya, dan kadang frontal dalam mengritik para pemainnya. Bahkan Tuchel juga tak segan berteriak keras ke pemainnya di lapangan. 

Potter tampil tenang di lapangan. Komunkasinya dengan para pemain juga tampak elegan dan jauh teriakan.  

Kekalemen Potter ini tampaknya membuat para pemain merasa nyaman. Sejauh ini, Potter tak pernah mengritik pemainnya secara langsung apabila gagal meraih kemenangan. Dia lebih menganalsisi permainan dari sisi tim secara umum daripada melihat kelemahan tim dari sisi individual pemain.

Akibatnya, para pemain bisa mengekspresikan diri dengan bebas. Pemain seperti Ruben Loftus-Cheek dan Kepa Arrizabalaga berhasil bangkit di masa-masa Potter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun