Hasil selalu menjadi kata kunci dan akhir dari sebuah pertandingan sepak bola. Terlepas dari bagaimana sebuah tim tampil dan bermain, pada akhirnya penilaian dan takaran selalu bermuara pada hasil akhir.Â
Hasil akhir juga kerap membahasakan bagaimana sebuah tim bermain. Bermain bagus, cantik, dan mendominasi belum tentu menghasilkan kemenangan. Sama halnya, bermain pragmatis dan bertahan bisa saja menghadirkan kemenangan besar.Â
Dua laga besar di Eropa, antara Real Madrid kontra Barcelona di Santiago Bernabeu (16/10/22) dalam lanjutan pekan ke-10 La Liga Spanyol dan laga antara Liverpool kontra Manchester City dalam lanjutan pekan ke-10 di Liga Inggris menunjukkan bagaimana hasil akhir membahasakan gaya permainan dari tim yang menang.Â
Madrid menang 3-1 atas rival abadinya Barca. Kemenangan ini kembali mengantarkan Madrid ke puncak klasemen sementara Liga Spanyol. Sebaliknya, kekalahan ini seolah menabur rasa asam pada kondisi Barca yang berpeluang besar tergeser dari Liga Champions Eropa musim ini.Â
Sementara itu, Liverpool menang tipis kontra Man City 1-0 di Anfield. Kemenangan ini menunjukkan status Liverpool sebagai saingan kuat untuk Man City. Rivalitas kedua tim belum berakhir walaupun Liverpool mengalami ketidakstabilan di beberapa laga terakhir di Liga Inggris.Â
Kemenangan kontra Man City bisa menjadi dorongan moral yang bisa mengembalikan mentalitas Liverpool untuk kembali berada di jalur yang tepat. Padahal, dalam lawatan Man City ke Anfield, Liverpool dipandang sebagai underdog jika menilik performa tim berjuluk the Reds ini di Liga Inggris. Â
Di balik kemenangan Madrid dan Liverpool di pekan ke-10, ada dua hal yang boleh dibilang skenario dan strategi Madrid dan Liverpool yang persis sama. Â
Pertama, Madrid dan Liverpool bermain efektifÂ
Dari statistik terlihat Madrid dan Liverpool kalah dalam penguasaan bola dan tembakan ke gawang apabila dibandingkan dengan lawan-lawan mereka.Â
Madrid yang berhasil mengkudeta klasemen sementara dari Barca hanya mencatatkan 43 persen penguasaan bola dengan 8 tembakan ke arah gawang Barca. Sebaliknya, Barca mendominasi laga dengan 57 persen kontrol bola dan mencatatkan 18 tembakan ke gawang.Â