Maka dari itu, MU masih meninggalkan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan di kala jendela musim transfer pemain sudah ditutup tanggal 1 September ini.
Lini depan MU, terlebih peran posisi formasi satu striker, menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Umumnya, gol-gol yang diciptakan MU dari dua laga terakhir adalah hasil dari kerja para gelandang.
Sementara Rashford atau pun Ronaldo yang dimasukan di babak kedua belum menjadi solusi untuk masalah produktivitas di lini depan.
Jendela transfer pemain sudah ditutup. Pierre-Emerick Aubameyang sempat dilirik MU, namun MU tak seserius yang dilakukan oleh Chelsea.
Aubameyang kabarnya sudah positif bergabung dengan Chelsea, dan hal itu menjadi salah satu cara dari Chelsea untuk mengatasi persoalan di lini depan yang tampak mandek di Liga Inggris sejauh ini.
Ya, sebagaimana Chelsea, MU juga tertantang untuk menemukan sosok yang bisa berperan sebagai striker. Terlebih lagi, Ten Hag yang loyal dalam memainkan formasi 1 striker dengan ditopang oleh tiga gelandang.
Tanpa menafikan kualitas Rashford, A. Martial, atau pun C. Ronaldo, MU bisa menghadapi situasi sulit ketika berhadapan dengan tim-tim yang mempunyai pertahanan solid. Â
Keuntungan untuk Ten Hag ketika para gelandangnya seperti B. Fernandes dan Jadon Sancho sudah aktif dalam urusan mencetak gol atau menjadi pemecah kebuntuan tim. Jadi, ketumpuan di striker bisa diisi oleh oleh para gelandang.
Menimbang produktivitas MU di dua laga terakhir, kemandulan dari posisi striker bisa menjadi batu sandungan untuk MU.
Pekerjaan rumah selanjutnya adalah menjaga keharmonisan di ruang ganti.Â
Bagaimana pun, taktik Ten Hag menyebabkan beberapa pemain, yang sebelumnya mendapat tempat regular di tim harus dipinggirkan.
H. Maguire, C. Ronaldo, Fred, dan L. Shaw harus sering berada di bangku cadangan seiring dengan performa apik skuad MU saat ini. Loyalitas Ten Hag pada skuad dan formasi yang sama membawa tumbal untuk beberapa pemain.