Serie A Liga Italia musim 2022/23 adalah tak adanya hasil seri. 10 tim meraih kemenangan dan 10 timnya lagi harus mengalami kekalahan di laga perdana.
Salah satu pemandangan menarik di laga-laga perdana kompetesiJuventus termasuk salah satu tim yang berhasil meraih kemenangan di laga perdana. Menang 3-0 atas Sassuolo di depan pendukungnya sendiri seolah memberikan pesan kuat bahwa pada musim keduanya Massimiliano Allegri  sebagai pelatih I Bianconeri siap menghadapi dan menjadi penantang juara pada musim kompetesi 2022/23.
Kemenangan perdana Juve di pekan pertama Liga Italia diwarnai oleh efek instan pemain baru asal Argentina Angel Di Maria.
De Maria, selain mencatatkan satu gol, dia juga menciptakan satu assist untuk gol kedua dari Vlahovic dan sekaligus gol ketiga untuk Juve.
Pemain yang datang dalam status bebas transfer dari Paris Saint Germain (PSG) terlihat memberikan energi tambahan di lini depan Juve pada musim ini.
Tak tanggung-tanggung, kiper legendaris Gigi Buffon menyampaikan ke La Gazetta dello Sport jika De Maria seperi Diego Maradona untuk Serie A.
Faktor pengalaman De Maria di pelbagai liga dan klub papan atas di Eropa dan kualitasnya sebagai salah satu penyerang terbaik saat ini bisa menjadi bekal terbaik untuk performa Juve pada  musim ini.
Kabarnya De Maria hanya terikat kontrak semusim di Juve sebelum pindah ke negaranya Argentina. Faktor untuk bermain pada piala dunia di Qatar bulan November tahun ini menjadi salah satu alasan De Maria untuk mengiakan tawaran Juve.
Terlepas dari alasannya itu, kemampuan De Maria sangat dibutuhkan oleh Juve yang membiarkan P. Dybala dan Morata pergi. Bahkan kemampuan De Maria bisa menjadi salah satu aset yang membuat Juve tampil meyakinkan di Serie A dan Liga Champions musim ini.
Terbukti, di laga perdana Juve sekaligus debut perdana De Maria di Serie A Italia, pemain berusia 34 tahun ini langsung menunjukkan kualitasnya sebagai penyerang yang patut diwaspadai di Liga Italia.
Namun, sangat disayangkan debut manis De Maria harus berakhir di menit ke-65 karena cedera. Belum terlalu jelas sampai kapan De Maria akan menepi.
Kemungkinan besar pemain yang pernah bermain di Benfica, Real Madrid, dan Manchester United ini tak bermain saat Juve bersua Sampdoria dan AS Roma di Liga Italia pada dua pekan mendatang.
Walau demikian, performa perdana De Maria sudah sangat meyakinkan Juve untuk berkompetesi dan bersaing untuk kembali menguasai Italia.
Dua musim berturut-turut, Juve harus kalah dari duo kota Milan. Inter Milan musim 2020/21 berhasil meruntuhkan hegemoni 9 musim Juve di singgasana Serie A Liga Italia.
Musim lalu, AC Milan-lah yang berhasil keluar sebagai juara Serie A Liga Italia.
Kegagalan Juve di dua musim terakhir tak lepas dari kondisi tim. Perubahan pelatih dan juga komposisi skuad ikut mempengaruhi performa Juve.
Dikontraknya kembali Max Allegri sebagai pelatih oleh Juve sejak musim lalu menjadi awalan untuk mengembalikan mentalitas Juve pada jalur kemenangan.
Ya, Allegri termasuk salah satu pelatih tersukses Juve. Selama lima musim sebagai pelatih, Allegri berhasil meraih 5 Scudetto, 4 trofi Coppa Italia, dan 2 kali masuk final Liga Champions.
Namun, jalan Juve di era Allegri ke arah perubahan di musim pertama tak semulus yang direncanakan.
Perjalanan Juve musim lalu tak begitu meyakinkan. Perubahan performa Juve perlahan membaik ketika Allegri mendatangkan pemain seperti Dusan Vlahovic dan Denis Zakaria dan Dusan Vlahovic di pertengahan musim.
Sontak saja, pembelian para pemain itu memperbaiki performa Juve. Alhasil di akhir musim Juve berhasil masuk 4 besar dan bahkan menjadi runner up  Coppa Italia.
Juve mengawali musim ini dengan sangat meyakinkan. Tim yang berjuluk Nyonya Tua ini paling tidak memperbaiki performa awal di musim lalu.
Di awal musim lalu, Juve mengawalinya dengan hasil imbang kontra Udinese (2-2), dan kemudian di laga kedua menelan kekalahan dari Empoli 0-1.
Namun, musim ini ada keyakinan yang bergemuruh di kubu Juve. Allegri terlihat sudah menemukan formula dalam membangun tim.
Kepergian Cristiano Ronaldo sebagai top skorer Juve selama tiga musim sudah mulai ditutupi oleh Vlahovic. Dua gol Vlahovic menjadi jelas alasan di balik kegetolan Juve bersaing dengan Arsenal mendatangkan penyerang asal Serbia ini.
Lalu, Allegri juga berani melepas P. Dybala yang nota bene menjadi top skorer klub musim lalu dengan status bebas transfer, dan juga mengembalikan Alvaro Morota ke Atletico Madrid yang juga menjadi andalan Juve di lini depan pada musim lalu.
Allegri terlihat mau membangun sistem permainan yang berbeda di laga perdana. Kecepatan Vlahovic diimbangi oleh Angel Di Maria di lini depan, dan ditopangi oleh para gelandang seperti J. Cuarado, D. Zakaria, M. Locatelli, dan W. Mckennie.
Menempatkan 4 gelandang mengimbangkan permainan Juve kontra Sassoulo.
Ditambah lagi dengan pengaruh Paul Pogba di lini tengah MU. Pogba yang dianggap ditolak di MU merupakan mantan anak emas Allegri.
Pengalaman keduanya bisa menjadi salah satu aspek yang mendukung performa Juve pada musim ini, serentak mengulangi kesuksesan yang pernah ditorehkan bersama.
Masalah untuk Juve saat ini ketika De Maria menderita cedera. Absennya De Maria harus ditutup dengan pemain sepadan.
Kabarnya, Juve mendekati Memphis Depay dari Barcelona guna menguatkan lini depan dan sekaligus menutup lubang yang ditingggalkan De Maria.
Angel Di Maria bisa menjadi salah satu faktor yang bisa menantang kekuatan duo kota Milan pada musim ini sekaligus mengembalikan Juve di panggung juara Serie A Liga Italia.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H