Buktinya, dalam laga ini Haaland tak banyak mendapat ruang untuk melakukan tembakan ke gawang Liverpool. Ryan Mahrez yang malah cenderung bermain sendiri, melakukan penetrasi sendiri, dan melakukan tembakan ke gawang Liverpool tanpa begitu peduli dengan keberadaan Haaland.
Sama halnya juga ketika Kevin de Bruyne agak kecewa dengan rekan barunya itu yang tertangkap offside. Di babak kedua, De Bruyne jarang melakukan operan ke Haaland.
Terlihat Haaland tak mempunyai dukungan yang maksimal dari rekan-rekan setimnya dalam laga kontra Liverpool. Hal itu bisa terlihat jelas dari statistik sentuhan Haaland pada bola selama 90 menit. Hanya 14 kali Haaland menyentuh bola.Â
Bagaimana pun, pemain yang biasa dijadikan main target di klub sebelumnya tampak frustrasi karena kurang mendapat suplai dari rekan-rekan setimnya. Tak ayal, ketika Haaland mendapat peluang emas mencetak gol di menit-menit akhir, Haaland malah gagal menceploskan bola ke gawang Liverpool yang dikawal oleh Adrian.Â
Barangkali kegagalan ini hanya merupakan puncak dari gunung es karena Haaland kecewa tak begitu diperhatikan sepanjang laga.
Situasi Haaland sangat berbeda dengan Darwin Nunez yang masuk sebagai pemain pengganti. Selain mencatatkan 1 gol, Nunez juga menjadi penyebab hadiah penalti untuk Liverpool di babak kedua.Â
Pergerakan Nunez sebagai striker sangat ditopang oleh para pemain lainnya. Nunez benar-benar menjadi striker yang didukung untuk mencetak gol ke gawang Man City.Â
Tak heran, selama 30 menit sebagai pemain pengganti, pergerakan Nunez begitu dinamis dan mendapat umpan-umpan dari rekan setimnya.Â
Ada kepercayaan di antara Nunez dengan rekan-rekannya. Akibatnya, Nunez mampu mengubah hasil laga antara Manchester City dan Liverpool.Â
Di laga Community Shield, situasi Haaland berbanding terbalik dengan Nunez. Padahal, sewaktu tur pramusim Nunez mendapat banyak kritik, dan Haaland begitu diharapkan.
Situasi sangat berbeda jauh di laga yang penuh tensi dan persaingan. Haaland merasakan ketatnya persaingan dan tantangan, tak hanya dengan bek-bek lawan, tetapi juga relasinya dengan rekan-rekan setimnya di lapangan hijau.Â