Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasannya Tak Perlu Khawatir Masuk Masa Lanjut Usia

24 Juli 2022   12:42 Diperbarui: 24 Juli 2022   14:06 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu ini (24/7/22), pemimpin umat agama Katolik seluruh dunia, Paus Fransiskus menetapkan sebagai hari untuk kakek dan nenek dan untuk para lansia umumnya. Ini merupakan perayaan kedua kalinya bagi gereja untuk merayakan hari penuh bermakna ini.

Sebagaimana yang ditetapkan di Indonesia, untuk konteks Filipina juga, seseorang disebut lansia ketika sudah masuk usia 60 tahun. Di Filipina, ketika seseorang berusia 60 tahun, dia pun mendapat status baru, senior citizen.

Selain status baru, dia juga mendapat kemudahan berupa persentasi dari sisi pembyarang ketika menggunakan fasilitas publik dan mengunjungi restauran.
Tema perayaan hari lansia tahun ini diambil dari Kitab Mazmur 92: 15 yang menyatakan "Pada masa tua pun mereka masih berbuah."

Dalam pesannya, Paus Fransiskus mengedepankan bahwa menjadi tua bukanlah menjadi orang buangan, tetapi itu merupakan berkat dari Tuhan.

Lebih jauh, menjadi lansia merupakan tanda-tanda hidup atas kemurahan dan kebaikan Tuhan untuk kita umat-Nya.
Selain itu, Paus Fransiskus juga menekankan bahwa menjadi lansia bukanlah akhir dari perjalanan hidup. 

Artinya, pada usia apa pun, termasuk di kala lansia, kita tak boleh berhenti melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri, sesama, dan relasi kita dengan Sang Kuasa.

Merenungkan surat Paus Fransikus pada umat Katolik di hari untuk para lansia hari ini, salah satu refleksi singkat mencuat. Tak boleh ragu dan takut untuk menjadi lansia.

Dengan ini, kita tak boleh menyembunyikan gambaran diri dan status kita sebagai lansia. Sangatlah penting untuk menerima diri kita sebagaimana adanya.

Apa pun yang terjadi di dalam diri kita seturut pertambahan usia, terlebih khusus ketika kita masuk usia lanjut, kita perlu membuka diri dan menerima kenyataan itu dengan tangan terbuka.

Penerimaan diri merupakan ungkapan syukur kita atas anugerah hidup yang kita miliki. Dalam bahasa Paus Fransiskus, berada usia lanjut merupakan momen mengalami kemurahan Tuhan pada hidup yang terjadi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun