El Clasico Jilid II di kompetesi La Liga Spanyol menjadi kepunyaan Barcelona. Tak tanggung-tanggung, Barca menghancurkan Madrid dengan 4 gol tanpa balas, dan itu pun terjadi di Santiago Bernabeu.Â
Akhirnya, Barca bisa kembali mengalahkan Madrid. Akhirnya pula, kekalahan Barca di 5 laga terakhir kontra Madrid berakhir dengan kemenangan yang sangat meyakinkan.Â
Pelatih Barca, Xavi Hernandez menjadi salah satu aktor penting dari kemenangan ini. Xavi mengubah gaya permainan dan sekaligus berhasil mengangkat mentalitas para pemain Barca.Â
Hasil laga kontra Madrid hanya menjadi salah satu bukti bahwa Barca di bawah komando Xavi sudah berubah. Perubahan ini memberikan pesan kuat bahwa Barca akan kembali menjadi salah satu kekuatan yang patut disegani, baik itu di Spanyol maupun di Eropa.Â
Dalam sesi wawancara setelah El Clasico, dengan sangat meyakinkan kapten tim, Sergio Busquets menyatakan jika Barca is back . Gerard Pique dalam media sosial pun ikut menulis, We are back.Â
Ungkapan ini tak berlebihan apabila menimbang performa Barca di Madrid. Barca kembali menunjukkan jati dirinya sebagai tim yang patut disegani, dan bukan lagi menjadi tim "bulan-bulanan" Madrid.Â
Terakhir kali Barca menang kontra Madrid ketika Barca masih dilatih oleh Ernesto Valverde. Di era Koeman, Barca selalu tunduk.Â
Demikian pun laga pertama El Clasico Xavi sebagai pelatih yang berlangsung dalam Piala Super Spanyol. Itu pun terjadi ketika Xavi masih beradaptasi dengan tugasnya sebagai pelatih. Saat itu, kendati Barca kalah 2-3, tetapi Xavi sudah memperlihatkan sentuhan dalam meladeni kualitas Madrid.Â
Efek Xavi begitu kentara. Â Hal yang paling pertama ditunjukan oleh pasukan Xavi Hernandez adalah membangun pola permainan. Xavi terlihat beradaptasi dengan kualitas skuad yang dimilikinya.Â
Bukan rahasia lagi jika Xavi termasuk penganut permainan Tika-taka. Menjadi tantangan ketika filosofi permainan itu tak dibarengi dengan kualitas skuad yang dimiliki.Â