Sebelum laga leg ke-2 babak 16 besar kompetesi Liga Champions antara Liverpool dan Inter Milan di Anfield (9/2/22), saya memprediksi bahwa Liverpool akan menang mudah.Â
Prediksi terlahir dari performa Liverpool pada tahun ini. Secara umum, Liverpool dipandang sebagai saingan kuat peraih trofi Liga Champions. Ternyata, prediksi saya keliru.
Faktanya, Liverpool agak keringat dingin. Suporter sesak napas. Gol Lautaro Martinez ke gawang Liverpool membuka asa.
Sial bagi Inter karena setelah dua menit setelah gol ke gawang Liverpool, A. Sanchez mendapat kartu merah. Tim yang sementara menggebu-gebu mencari gol tambahan harus rela kehilangan poin.
Pasti saja energi ikut terkuras. Inter sudah kehilangan satu pemain dan Liverpool cenderung bermain aman.
Gambaran laga antara Inter dan Liverpool bisa menjadi pelajaran bagi tim lain. Salah satunya, Paris Saint Germain.
Real Madrid akan menjamu Paris Saint Germain (PSG) di Santiago Bernebeu. Kabarnya tiket sudah ludes terjual. Artinya, Madrid tak mau tunduk begitu saja pada keunggulan satu gol dari PSG.
Di atas kertas, tim yang bisa lolos ke babak selanjutnya  masih 50-50. PSG belum 100 persen aman. Kendati Neymar sudah kembali dari cedera dan Messi dalam kondisi fit, PSG tampil kurang meyakinkan.
Kylian Mbappe belum mendapat lampu hijau dari klub untuk diturunkan ataukah tidak dalam laga kontra Madrid. Mbappe menjadi pemain yang sangat berkontribusi besar dalam performa PSG pada musim ini.
Absennya Mbappe pada pekan lalu sangat terasa di Liga Perancis. Selain PSG meraih kekalahan 0-1, juga lini serang PSG terlihat tumpul. Neymar tak lagi seperti pemain sebelumnya, yang kerap memberikan pembedaan untuk lini depan PSG.