Hasil buruk dari sebuah pertandingan kerap kali menghadirkan kritikan. Kritikan itu bisa diutarakan untuk performa tim pada umumnya, tetapi juga pada individu-individu tertentu.Â
Frank Lampard, yang berstatuskan sebagai pelatih baru Everton mulai menghadapi situasi di kursi panas Everton. Alih-alih mengembalikan performa terbaik Everton, Lampard terlihat mengikuti jejak Rafael Benitez yang dipecat Everton di beberapa bulan lalu dari kursi pelatih.Â
Kekalahan telak 0-5 dari Tottenham Hotspur (8/3/22) tentu sangat menyakitkan kubu Everton. Everton makin terbenam. Zona degradasi makin mendekat.Â
Performa Everton di bawah kendali Lampard tak membaik. 4 kali kalah dari lima laga terakhir. Hal ini bukanlah tanda-tanda yang baik untuk Lampard sebagai pelatih Everton.
Bukan tak mungkin, cepat atau lambat posisinya sebagai pelatih Everton ikut terancam. Pasalnya, Everton sudah dikenal sebagai salah satu tim kuda hitam di Liga Inggris.Â
Dalam mana, Everton biasanya menghuni papan tengah klasemen sementara Liga Inggris. Juga, Everton kerap merepotkan tim-tim mapan Liga Inggris.Â
Namun, status itu sudah berjalan terbalik dengan kondisi Everton saat ini. Everton menjadi salah satu tim yang bukannya sulit untuk ditundukan, tetapi tim yang gampang untuk diruntuhkan. 5 gol yang bersarang ke gawang Everton dini hari tadi menunjukkan kerapuhan tim asuhan Lampard.Â
Tak berlebihan jika mengatakan bahwa Lampard bisa menjadi korban pertama dari kemerosotan ini. Toh, Everton bukannya tanpa pemain berbobot.Â
Sebenarnya, dari sisi skuad Everton memiliki para pemain yang bisa berbicara banyak di Liga Inggris. Di bulan Januari lalu, Lampard berhasil mendatangkan Delle Alli dari Tottenham dan meminjam D. van de Beek dari MU.Â
Lalu, Lampard memiliki duo penyerang yang cukup mumpuni. Richarlison dan D. Calvert-Lewin.Â