Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Duel antara Man City yang Tertekan dan MU yang Belum Stabil

5 Maret 2022   11:04 Diperbarui: 6 Maret 2022   17:46 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekan ke-27 kompetesi Liga Inggris akan menyajikan duel sekota Manchester. Manchester City akan menjamu rival sekotanya, Manchester United (MU) di City of Manchester Stadium.

Sebagaimana derbi sekota pada umumnya, duel sekota Manchester ini diprediksi akan berlangsung seru dan panas.

Dari sisi Man City, duel ini terbilang menentukan tempatnya di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Kendati 6 poin adalah gap poin antara Man City dan Liverpool yang berposisi kedua, namun Liverpool masih memiliki satu tabungan tersisa.

Hasil seri, apalagi kalah bisa mempengaruhi persaingan. Bahkan itu bisa meruntuhkan mentalitas Man City, dan menguatkan mentalitas Liverpool.

Maka dari itu, laga kontra MU harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk terus menjaga tempat di puncak klasemen Liga Inggris.

Tak bisa dipungkiri, Man City barangkali berada dalam situasi tertekan. Pasalnya, gap antara Man City dengan Liverpool di tempat kedua sempat begitu lebar. Namun, beberapa hasil negatif yang diperoleh Man City dan dibarengi dengan kemenangan yang konsisten dari Liverpool, jarak itu pun menyempit. Beda hanya 6 poin.

Man City mungkin agak panik. Mereka sementara dikejar oleh Liverpool, tim yang baru meraih trofi pertama pada musim ini dan tim yang berambisi untuk meraih 4 gelar di musim ini.

Jurgen Klopp, pelatih Liverpool mengakui bahwa juara Piala Carabao membangkitkan mentalitas tim, serentak raihan itu menjadi motor yang menggerakan tim untuk meraih 3 gelar tersisa. Misi itu terlihat mungkin karena Liverpool sementara berpartisipasi aktif di semua Liga Inggris.

Menjadi mungkin di Premier League ketika jaraknya dengan Man City terpangkas begitu dekat. Menimbang mentalitas Liverpool yang sementara terangkat, bisa saja mentalitas Man City dalam situasi tertekan.

Situasi tertekan ini bisa saja sudah menjadi beban. Dalam mana, tim bisa tampil optimal. Hilang konsentrasi, sebagaimana Man City ditundukan 3-2 oleh Tottenham Hotspur pada beberapa pekan lalu di rumahnya sendiri.

Situasi tertekan makin kentara ketika mesin gol Man City mulai bekerja pelan. Biasanya, Man City meraih kemenangan dengan jumlah gol yang terbilang produktif. Akan tetapi, di beberapa laga terakhir, Man City tampak tampil tak produktif.

Karenanya, Pep mempunyai tugas untuk meringankan beban timnya dan mengangkat kembali mentalitas pemain. Kejaran Liverpool adalah kenyataan yang mesti diterima, tetapi itu tak boleh menjadi beban yang memberatkan pola permainan Man City di lapangan hijau.

Tugas berat menanti Man City atas kunjungan rival sekota, MU. Terlebih lagi, markas Man City tak seangker dari yang dibayangkan, karena dua dari tiga kekalahan Man City di Liga Inggris musim ini malah terjadi di depan pendukungnya sendiri. 

Keuntungan Man City adalah MU masih dalam kondisi belum benar-benar stabil semenjak berada di tangan pelatih interim, Ralf Rangnick.

Ketidakstabilan MU terlihat dari beberapa laga terakhir, di mana MU cenderung bermain imbang dengan klub-klub papan tengah. Laga terakhir, MU hanya berhasil bermain 0-0 kontra Watford.

Terakhir kali MU menang besar saat bersua Leeds United di pekan ke-26. MU menang 4-2 kontra Leeds, yang nota bene sementara tampil kacau di Liga Inggris. Sebagai catatan, Marcelo Bielsa, pelatih Leeds juga dipecat karena hasil buruk yang diperoleh timnya.

Karena itu, hasil laga tersebut tak menjadi rujukan jika performa MU sudah stabil. Toh, selepas menang besar kontra Leeds, di Liga Champions MU bermain imbang 1-1 kontra Atletico Madrid. Dan, pada pekan berikutnya kembali mandul ketika bermain seri kontra Watford, tim papan tengah.

Tak beralasan jika Man City mempunyai asa untuk menjadikan laga kontra MU untuk tetap menjaga tempat di puncak klasemen.

Kewaspadaan Man City adalah sosok Ralf Rangnick. Ini kali pertama Rangnick menghadapi MU semenjak dikontrak sebagai pelatih interim MU.

Bagaimana pun, Man City perlu berwaspada pada taktik dari Rangnick, yang dinilai sebagai salah satu perintis gaya bermain gegenpressing ini. Karena terlalu menganggap enteng lawan, Man City malah tersandung.

Man City pastinya tertekan dengan situasinya di puncak klasemen. Betapa tidak, tim peringkat kedua, Liverpool sementara berada dalam mental terbaik.

Beban itu kian berat karena di pekan ini Man City akan menjamu MU. Kendati MU belum begitu stabil di tangan Rangnick, Man City tetap berwaspada. Faktor Rangnick menjadi salah satu alasan.

Alasan lainnya adalah soal tensi derby. Pastinya, MU tak mau lagi dipercundangi untuk kedua kalinya musim ini di Liga Inggris dari tangan Man City. Bermain di Man City bisa menjadi pembalasan dendam atas apa yang dilakukan oleh Man City di Old Trafford pada pertemuan pertama mereka di musim ini.

Terlepas dari situasi yang melingkupi kedua tim sekota Manchester ini, tensi sebuah laga derbi selalu membuat prediksi menjadi sulit mengenai tim mana akan menang dalam duel sekota Manchester ini.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun