Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pasangan yang Posesif, antara Saat Mana Ditinggalkan dan Bagaimana Dipertahankan

12 Februari 2022   20:44 Diperbarui: 12 Februari 2022   21:10 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Shutterstock.com via Kompas.com

 

Seorang ibu mengeluh tentang mantan pacar anaknya yang perempuan. Anak perempuannya masih kuliah. Begitu juga, pacarnya.

Mereka sudah putus. Namun, si pria tetap ngotot. Tak terima kenyataan berpisah.

Karena anaknya sudah tak membalas pesan-pesannya, si pria coba menghubungi ibu ini. Bahkan dia juga menjadikan adik dari anak perempuannya sebagai jembatan. Namun, ibu ini tak mau peduli.

Menurutnya, persoalannya hanya antara dia dengan anaknya. Juga, kalau sudah putus, apalagi di masa usia remaja, hal itu dipandang wajar.

Ternyata, latar belakang dari perpisahan anaknya dengan si pria itu adalah soal sikap posesif yang dimiliki oleh si pria. Misalnya, terlambat menerima telpon, atau pun membalas chat, si pria langsung meledak-ledak. Bahkan menuduh hal-hal yang tidak-tidak.

Karena tidak tahan, anak perempuannya memilih untuk berpisah. Daripada bertahan pada relasi yang menurutnya relasi toksik, dia lebih memilih untuk hidup sendirian. Ternyata, keputusan itu tak diterima oleh si pria.

Pasangan posesif mempunyai tanda-tanda yang bermacam-macam. Salah satunya adalah sikap memiliki yang terlalu berlebihan, hingga cemas ketika pasangan itu tak ada, pergi tanpa pemberitahuan, atau pun bersikap berbeda.

Memiliki pasangan posesif menjadi salah satu tantangan dalam relasi. Kadang kala sewaktu masa pacaran, gelagat berkarakter posesit tak muncul.

Namun, situasi berbeda ketika sudah menikah. Sikap posesifnya muncul. Kecenderungannya adalah mengontrol secara berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun