Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bagaimana Sikap Kita Ketika Teman Kita Tak Mau Divaksin?

11 Februari 2022   21:05 Diperbarui: 18 Februari 2022   10:30 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap ini tentu saja bisa menimbulkan gap dalam relasi. Yang tak divaksin bisa merasa terasing. Sakit hati bisa hadir. Jadinya, tak bebas bergaul dan mulai melihat kita secara negatif.

Sambil menjaga protokol kesehatan, lebih baik kita tetap berelasi sebagaimana adanya. Tetap berkomunikasi secara normal, sembari menghindari bahasa yang cenderung sensitif dan melukai yang menolak untuk divaksin.

Ketiga, Tak Boleh Lelah memberikan Penjesalan tentang Pentingnya divaksin.  

Tugas kita yang sudah divaksin adalah tetap memberikan penjelasan yang positif, terlebih khusus kepada mereka yang menolak untuk divaksin. Memang, tak menutup kemungkinan ada dari antara kita yang mendapat reaksi tertentu ketika setelah menerima divaksin, seperti demam.

Daripada kita membicarakan reaksi tersebut, lebih baik kita berbicara tentang hal-hal positif yang kita bisa peroleh dari kesempatan divaksin. Kita tak boleh memberikan penjelasan yang lebih memojokan. Tanggung jawab kita adalah memberikan dorongan agar teman atau pun anggota keluarga yang tak mau divaksin kelak memutuskan untuk divaksin.  

Sejauh ini, belum ada hukum legal yang mengikat kuat bagi mereka yang tak divaksin. Ada pemerintah yang berupaya membangun sistem dengan penerapan, tanpa kartu vaksin, tak boleh naik angkutan umum.

Namun, aturan ini malah menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat. Pasalnya, hal itu menimbulkan ketakadilan bagi mereka yang tak divaksin.

Untuk saat ini, mewajibkan setiap orang dengan ikatan hukum legal tertentu masih sangat sulit untuk diterapkan. Alasannya, tiap orang mempunyai pendapat yang berbeda dan ada kebebasan individu yang juga perlu dipertimbangkan dengan seksama.  

Tugas kita adalah tetap menghargai keputusan setiap individu, agar tak terjadi konflik gara-gara komentar, sikap, dan keputusan yang kita buat.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun