Liverpool tumbang di tangan Leicester City (0-1) dalam lanjutan kompetesi Liga Inggris. Selain diwarnai oleh kegagalan Mohamed Salah mencetak dari titik penalti, kegagalan melebarkan jarak dengan pemuncak klasemen, Manchester City.
Pendeknya, kekalahan Liverpool menjadi keuntungan besar bagi pasukan Pep Guardiola. Jarak 6 poin memang belum berarti apa-apa apabila menimbang perjalanan kompetesi.Â
Akan tetapi, jika menimbang performa Man City sejauh ini, jarak 6 poin sangat membuat Liverpool sakit hati. Yang makin menyakitkan ketika Salah gagal mencetak gol dari titik penalti. Penalti ini bisa saja mengubah perjalanannya pertandingan apabila terjadi gol.Â
Secara umum, Man City mempertahankan level konsistensi di 9 laga terakhir. Pasukan Pep Guardiola terus mencatatkan kemenangan meyakinkan.Â
Sebaliknya, bagi Liverpool kekalahan kontra Leicester menjadi laga kedua bagi tim yang berjuluk The Reds ini kehilang poin di dua laga terakhir. Total 4 poin raib dari tangan Liverpool dari dua laga terakhir.
Seyogianya Liverpool perlu memanfaatkan laga kontra Leicester untuk kembali pada jalur yang tepat. Leicester dalam kondisi yang tak baik. Selain performanya yang sementara menurun, juga Leicester memiliki waktu istirahat yang relatif singkat daripada yang dimiliki oleh Liverpool.
Alih-alih memanfaatkan kesempatan, Liverpool malah harus tumbang di tangan Leicester. Kekalahan ini bisa saja menjadi titik mundur dari pasukan Jurgen Klopp sebelum menghadapi tahun baru.
Awal tahun baru akan menjadi tantangan yang cukup serius bagi Klopp. Beberapa pemain penting, termasuk Moh Salah akan membela negara mereka di Piala Afrika.
Praktisknya, Klopp harus putar otak untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada Moh Salah dan mulai memanfaatkan para pemain yang tersedia di tim.
Makanya, kekalahan kontra Leicester merupakan peluang yang terbuang begitu saja. Liverpool seharusnya terus menempel Man City sebelum situasi rumit menghampiri Liverpool.