Kepergian beberapa pemain untuk membela timnas akan menjadi hal yang merumitkan. Klopp harus menyesuaikan diri dengan para pemain yang tersedia. Kalau para pemain ini gagal menjawabi tantangan, drama musim lalu bisa terulang.
Dalam mana, musim lalu Liverpool sudah berada di puncak. Akan tetapi, momen itu menjadi luntur ketika tim berhadapan dengan cedera dari para pemain.
Maka dari itu, kekalahan Liverpool menjadi keuntungan besar bagi Man City. Skuad Man City masih dalam kondisi terbaik.
Persoalan cedera tak terlalu menghantui Man City. Lalu, Pep terlihat berhasil melakukan rotasi di antara pemain. Bahkan Pep juga mulai rileks dalam membangun formasi tim. Tak lagi terpaku pada pakem 4-3-3.
Akhir-akhir ini, Pep mulai menfaatkan formasi 3-5-2-1. Dalam formasi ini pun, Pep tak terpaku pada satu pemain yang satu dan sama. Tiap pemain mendapat tempat untuk menunjukkan diri. Karenanya, Man City berpeluang untuk tetap mempertahankan level konsistensi.Â
Sakit hati Liverpool yang kalah di tangan Leicester menjadi keuntungan besar bagi Man City. Jumlah poin melebar. Bukan tak mungkin, jarak ini makin melebar ketika tahun baru mulai tiba.
Ketika Man City sedikit merayakan tumbangnya Liverpool di tangan Leicester, Tottenham Hotspur sementara menikmati masa bersama Antonio Conte.
Sudah 7 laga yang dilakonkan Conte di Liga Inggris. Menariknya, Conte belum sekalipun meraih kekalahan. 5 hasil menang dan 2 hasi seri.
Pencapaian ini membuat Tottenham mulai kembali merangkak ke lima besar Liga Inggris. Ini juga menyebabkan Conte menjadi pelatih pertama yang meraih kemenangan di 7 laga pertama sebagai pelatih.
Kedatangan Conte menjadi berkat bagi Tottenham. Tottenham yang sementara timpang di tangan Nuno Gomez perlahan di angkat kembali dan perlu dipandang sebagai tim yang patut disegani di Liga Inggris.Â
Sejauh ini, Tottenham berada di peringkat ke-6 darri 17 laga yang telah dimainkan.Â