Sebagaimana Xavi yang naik dari akademi Barca, sama halnya dengan para pemain muda saat ini. Saya kira Xavi juga pernah mengalami nasib yang sama seperti saat ini. Pengalaman di masa lalu bisa menjadi bahan pelajaran dalam membangun tim ke jalur yang tepat.
Kesedihan Gavi membahasakan bagaimana dia merasa tim yang dibelahnya harus tersingkir. Kesedihannya membahasakan pengorbanan dan sekaligus kecintaan pada Barca.
Ketiga, Xavi harus berani membangkucadangkan nama-nama besar di Barca. Melawan Bayern Munchen, Xavi memainkan para pemain yang umumnya sudah mempunyai jam terbang tinggi bersama Barca.
Praktisnya, hanya Gavi yang masih hijau. Situasi berubah di babak ke-2 ketika Xavi memasukan beberapa pemain muda.
Bagaimana pun, perjudian untuk memainkan pemain muda harus dilakukan. Tujuannya, agar Xavi bisa membangun tim dari fondasi yang kuat dan dalam dan bukannya fondasi yang sekadar di tempel.
Lenglet kerap mendapat kritikan atas performanya di lapangan. Menjadi sangat mengecewakan ketika senyuman menebar di tengah luka yang sementara menusuk ruang ganti.
Situasi di Barca memang agak ironi. Kesatuan tim belum kuat.
Para pemain mempunyai sikap yang berbeda-beda dengan seragam yang mereka bela. Pelatih begitu kecewa dengan penampilan tim, ada pemain yang begitu sedih karena Barca tersingkir, dan ada malah pemain yang tertawa riang bersama pemain lawan setelah laga berakhir.
Salam Bola