Saat ini, karir pelatih berusia muda menjadi salah satu tren. Bahkan tim-tim besar seperti Juventus yang musim lalu dilatih Andrea Pirlo, Arsenal dengan Mikel Arteta hingga saat ini, dan Bayern Munchen tak segan-segan memilih Julian Nagelsmann. Umumnya, mereka melatih tim yang terdiri dari para pemain hebat.
Julian Nagelsmann dipilih Bayern Munchen menggantikan Hansi Flick sebagai pelatih tim. Pilihan Bayern ini tak terlalu mengejutkan. Pasalnya, Nagelsmann terbilang salah satu pelatih muda yang sementara naik daun saat ini.
Berusia 34 tahun, Nagelsmann menjadi salah satu pelatih yang berhasil membuat tim yang dilatihnya berbicara banyak di sebuah kompetesi. Salah satu keberhasilan Nagelsmann adalah mengangkat performa tim RB Leipzig, baik di kancah domestik maupun di level Eropa.
Mengutip daily mail.co.uk (16/10/21), Nagelsmann mengidolakan mantan bek timnas Inggris dan Chelsea, John Terry. Menurut Nagelsmann, Terry terbilang sebagai pemain belakang yang sulit untuk ditaklukan.
Bahkan dari John Terry, Nagelsmann belajar tentang bagaimana bertahan. Menurutnya, apabila seorang pemain berperan sebagai bek, dia pun harus memainkan peran seturut tugasnya. Bukannya sebagai bek, tetapi cenderung untuk melakukan serangan ke depan.
Secara budaya, penentuan Nagelsmann sebagai pelatih adalah keputusan yang tepat. Pasalnya, Nagelsmann sudah mengenal kultur sepak bola Jerman, di mana dia sudah melatih Hoffenheim saat masih berusia 28 tahun.
Melatih Hoffenheim merupakan titik tolak dari karir pelatih yang juga dijuluki sebagai "baby Mourinho". Sewaktu Nagelsmann ditentukan sebagai pelatih, Hoffenheim berada di zona degradasi. Tentu saja, untuk seorang pelatih muda, situasi ini sangat menantang dan sekaligus mempertaruhkan karirnya sendiri.
Kendati demikian, Nagelsmann tak gentar berhadapan dengan situasi sulit, termasuk tak segan untuk melatih beberapa pemain yang usianya lebih tua dari dirinya. Laga pertama dengan Hoffenheim berakhir seri, dan itu perlahan-lahan membangkitkan kepercayaan antara dirinya dan pemain.
Menariknya, Nagelsmann mempunyai koneksi erat dengan Jurgen Klopp dalam hal karir kepelatihan. Bahkan Nagelsmann juga mengikuti filosofi yang dianut oleh Klopp, di mana tim tak boleh takut melakukan kesalahan dan tak takut untuk mengambil resiko.
Jangan dulu berpikir tentang konsekuensi. Yang terpenting adalah berani untuk mengambil resiko di lapangan hijau. Karena ini, gaya bermain yang diterapkan oleh Nagelsmann juga hampir serupa dengan gaya "gegenpressing" kepunyaan Klopp.