Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajarannya Ketika Messi dan Cristiano Ronaldo Diganti atau Dicadangkan

21 September 2021   09:25 Diperbarui: 21 September 2021   09:30 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi ketika diganti oleh Pochettino saat PSG bermain kontra Lyon (21/9). Foto: AFP/Franck Fife via Kompas.com

Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dinilai sebagai dua bintang yang tetap konsisten mempertahankan permainan terbaik selama lebih dari sudah dekada. Persaingan di antara keduan juga sulit dihindari.

Persaingan itu makin nampak ketika Ronaldo bermain di Real Madrid dan Messi di Barcelona. Persaingan ini juga dibumbuhi dengan perbandingan.

Salah satu bahan perbandingan di antara bintang ini terjadi lagi ketika mereka pindah ke klub baru pada awal musim ini.

Ronaldo kembali pulang ke Liga Inggris. Tepatnya di MU, tim yang dibelannya setelah diberi dari Sporting Lisbon, Portugal.

MU bukanlah rumah baru bagi Ronaldo. Yang berbeda barangkali komposisi skuad yang dimiliki. Beberapa di antaranya adalah pemain akademi MU sewaktu Ronaldo sudah bermain di MU.

Debut Ronaldo berjalan mulus di MU. 4 gol dari 3 laga yang dijalani oleh pemain timnas Portugal ini. Tak ayal, catatan ini bisa membuat Ronaldo mengulangi prestasi yang kerap dibuatnya pada setiap musim yakni berada di deretan top skorer sebuah kompetesi.

Kendati demikian, Ronaldo bukannya "tanpa disentuh". Dalam arti, Ronaldo harus menerima kenyataan bahwa dia bisa saja dikeluarkan dan diganti oleh pemain lain.

Contohnya, sewaktu MU bertemu Young Boys. Ole Gunnar Solksjaer menggantikan Ronaldo dengan Jesse Lingard. Namun, pergantian itu malah membawa petaka bagi MU yang kalah 1-2 dari Young Boys.

Tak ada reaksi berlebihan dari Ronaldo ketika diganti. Hanya saja, Ronaldo sempat disorot karena dia sempat berdiri laiknya seperti pelatih yang memberikan instruksi kepada para pemain MU yang sementara bermain.

Aksi Ronaldo ini dikritik. Pasalnya, Ronaldo seolah tidak memedulikan pelatih keberadaan Solksjaer yang juga sementara melihat dan memberikan instruksi kepada para pemain di lapangan.

Pergantian Ronaldo ini bisa menunjukkan bahwa aspek keistimewaan sudah tidak mulai berlaku bagi si pemain. Ronaldo mulai diperlakukan sebagaimana dialami oleh para pemain lainnya. Digantua atau juga dibangkucadangkan.

Hampir sama dengan situasi Lionel Messi yang memilih untuk bergabung dengan Paris Saint Germain (PSG). Kepergian Messi menjadi topik hangat. PSG menjadi klub ke-2 Messi dalam karir profesionalnya. Banyak pihak menanti bagaimana Messi berkiprah setelah melepaskan seragam Barcelona yang telah dikenakannya lebih dari 20 tahun.

Rupanya, jalan Messi tak semulus Ronaldo. Sejauh ini, Messi belum mencetak gol untuk PSG. Pada dua laga terakhir, tendangan Messi hanya mengenai mistar gawang.

Selain performa di lapangan, juga yang menjadi sorotan ketika Messi digantikan pada babak ke-2 oleh Mauricio Pochettino. Pergantian itu terjadi saat PSG bertemu Lyon. Tertangkap kamera jika pergantian ini menimbulkan kontroversi.

Messi tampak tak senang. Dia menolak berjabat tangan dengan Pochettino. Bahkan raut wajah kecewanya begitu nampak di bangku cadangan para pemain.

Pergantian itu malah membuat PSG menang. Saat Messi keluar, skor masih imbang 1-1. Namun, di menit-menit akhir, Icardi berhasil memberikan keunggulan 2-1 sekaligus memberikan poin penuh untuk PSG.

Tak mengherankan jika Pochettino harus angkat muka dengan pergantian itu. Pasalnya, pergantian Messi tetap memberikan kemenangan untuk PSG. Kalau hasil seri atau pun kekalahan, pastinya Pochettino mendapat penghakiman dari luar lapangan.

Apalagi sejauh ini Pochettino terlihat belum menemukan formula yang tepat untuk menyatukan para bintang di PSG. Trio Mbappe, Neymar, dan Messi belum menunjukkan ekspetasi yang diharapkan.

Pochettino juga mengakui kenyataan bahwa menyatukan banyak pemain bintang bukanlah perkara gampang. Di lain pihak, tak sedikit pihak yang menilai bahwa Pochettino bukanlah pelatih yang tepat untuk membangun kekuatan PSG yang terdiri dari banyak bintang.

Terlepas dari itu, pergantian Messi menunjukkan sirkulasi di dalam sepak bola. Ada waktunya di atas, dan ada pula waktunya menghadapi titik akhir.

Sewaktu di Barca, Messi menjadi bintang, atau ada juga yang menyebutnya sebagai "raja kecil". Sangat sulit digantikan. Mengganti Messi bisa menimbulkan ketidaksenangan, bukan saja dari pemain, tetapi suporter. Tak heran, banyak pelatih yang enggan untuk mengganti pemain asal timnas Argentina itu.

Namun, seturut perjalanan waktu, hal perlahan berkurang. Apalagi jika Messi sudah bermain di klub dan di liga berbeda. Di Barca Messi boleh mendapat tempat spesial, namun di PSG Messi menghadapi situasi yang berbeda.

Barangkali Messi belum siap menerima kenyataan diganti, apalagi dia sementara mencari kesempatan untuk mencetak gol untuk klub barunya, PSG. Mencetak gol merupakan penantian Messi, harapan suporter, dan sekaligus bentuk mendapat pengakuan publik.

Kalau soal dribel, pergerakan di lapangan dan operan-operan terukur masih terlihat dari permainan Messi di PSG. Yang masih kurang adalah urusan mencetak gol. Keberuntungan masih belum memihak pemain yang berjuluk "La Pulga" ini.

Messi dan Ronaldo harus siap berhadapan dengan situasi di mana mereka "diganti" atau pun dibangkucadangkan. Di beberapa musim yang telah lewat, baik Messi dan Ronaldo menjadi pemain spesial yang sangat sulit untuk diganti dan duduk di bangku cadangan. 

Mengganti kedua pemain ini bukan saja menimbulkan reaksi dari mereka, tetapi bisa juga menghadirkan tanggapan negatif dari suporter. 

Berbeda pada musim ini. Baik Messi maupun Ronaldo sudah pernah mengalami kenyataan diganti di babak ke-2. Barangkali ini hanya permulaan, di mana Messi dan Ronaldo akan terus mendapat perlakuan yang sama. Reaksi Messi saat diganti membahasakan jika dia tidak menerimanya.  

Akan tetapi, langkah Pochettino menunjukkan bahwa mereka tak lagi dipandang sebagai pemain yang spesial. Mereka mulai dinilai setara dengan para pemain lain.

Selain itu, sejauh pemain lain bisa lebih memberikan kontribusi kepada tim, mereka bisa diutamakan, walaupun meminggirkan Messi dan C. Ronaldo. Bagaimana pun, keuntungan bagi tim lebih dikedepankan daripada mengikuti ego seorang pemain semata.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun