Cerita gagal Juve pada musim lalu tidak hanya berujung pada pemecatatan Andrea Pirlo sebagai pelatih, namun juga nasib Ronaldo ikut digoncang.
Jauh sebelum Messi mendarat ke Paris Saint-Germain (PSG), Ronaldo sudah lebih dahulu diisukan bergabung dengan klub asal kota Paris, Prancis ini. Namun, isu itu bak angin yang terbang tanpa arah.
Yang terjadi malah Messi yang secara mengejutkan ke PSG. Sementara Ronaldo tetap bertahan di Juventus. Paling tidak, Ronaldo sudah mengamini bahwa dia fokus untuk bekerja dengan klub yang sementara dibelanya saat ini.
Ronaldo tidak muda lagi. Sudah berusia 37 tahun. Walau masih menjadi andalan Juve dalam menjebol gawang lawan, cepat atau lambat Ronaldo akan tunduk pada faktor usia.
Faktor usia ini yang akan menjadi pertimbangan klub-klub top Eropa dalam merekrut pemain asal Portugal ini. Barangkali keuntungan Ronaldo adalah dari sisi reputasi dan popularitas.
Reputasi dan popularitas bisa dimanfaatkan untuk mengangkat citra grup. Bayangkan kalau PSG berhasil merekrut Ronaldo musim depan untuk bermain bersama Neymar, Messi, dan Ronaldo.
Reputasi PSG terangkat. Sementara itu, trofi belum tentu masuk ke kabinet PSG. Pasalnya, faktor usia juga tidak bisa dielak di tengah persaingan para pemain muda yang terus bermunculan.
Tidak jadinya Ronaldo pindah ke klub lain menandakan bahwa Massimiliano Allegri masih mengandalkannya untuk musim depan. Atau juga, Ronaldo menghargai kontrak yang telah ditetapkan sembari berharap semusim lagi untuk membawa tuah bagi Juve di Liga Champions.
Tuah itu akan menjadi sulit terealisasi. Persaingan di Liga Champions semakin ketat. Banyak klub dari pelbagai liga-liga Eropa yang sudah berbenah.
Banyak pemain muda yang bermunculan. Juga, banyak tim yang menekankan kecepatan para pemain di tengah persaingan yang semakin ketat.
Andaikata Ronaldo gagal membawa Juve di panggung juara Liga Champions, peluang untuk hengkang ke klub lain makin lebar. Klub-klub lain pasti juga berpikir banyak sebelum merekrut Ronaldo.