Di pembukaan ajang olimpiade 2020 di Jepang, seorang teman asal Filipina menulis sebuah pertanyaan pada dinding salah satu satu media sosialnya. pertanyaannya kira-kira seperti ini, kapan negaranya, Filipina bisa meraih emas di Olimpiade?
Pertanyaan ini merupakan ungkapan harapan. Sejak keikutsertaan Filipina di ajang Olimpiade, Filipina belum pernah meraih medali emas. Hanya mampu meraih medali perak dan perunggu.
Tentu saja, banyak orang mengidamkan medali emas. Medali emas bukan saja bentuk pengakuan pada seorang atlet, tetapi juga pengakuan pada negara yang diwakili atlet.
Lagu kebangsaan bisa berkumandang berkat raihan medali emas. Siapa pun pasti terharu dan bangga jika lagu kebangsaan berkumandang di arena seperti olimpiade.
Harapan teman itu dan orang Filipina pada umumnya menjadi nyata. Filipina berhasil mendapatkan emas di olimpiade.
Adalah Hidilyn Diaz, atlet perempuan dari cabang angkat besi yang berhasil mempersembahkan medali emas untuk Filipina. Emas pertama, bukan saja di olimpiade Jepang, tetapi juga emas pertama dalam keterlibatan Filipina di ajang olimpiade.
Keberhasilan Diaz ini menjadi catatan sejarah dalam keterlibatan Filipina di ajang Olimpiade. Keberhasilan Diaz disambut sorak sorai.
Dinding media sosial penuh dengan ucapan selamat yang berbaur dengan sukacita dan kebanggaan. Politikus, selebritas hingga rakyat mengucapkan selamat pada keberhasilan Diaz.
Sontak saja, nama Hidilyn Diaz menjadi buah bibir dan trending di media sosial. Bahkan keberhasilan ini seolah menenggelamkan pidato kenegaraan Presiden Filipina, Duterte yang berlangsung kemarin sore (26/7/21).
Kemarin sore, Presiden Duterte menyampaikan pidato kenegaraan, yang biasa disebut State of the Nation (SONA). Pidato ini kerap menjadi perhatian rakyat pada umumnya.