Selepas perhelatan Euro 2020 dan Copa America, klub-klub di daratan Eropa mulai menata diri untuk musim depan. Sejauh ini, ada klub yang sangat aktif dalam soal transfer pemain, dan ada pula yang terlihat kalem.
Klub raksasa asal ibukota Spanyol, Real Madrid termasuk tim yang kalem. Bukan hal baru sebenarnya. Ini sudah terjadi sejak musim 2020/21 lalu.
Florentino Perez yang dikenal sebagai seorang presiden yang royal dalam urusan belanja pemain memutuskan untuk lebih berhemat. Musim lalu, tak ada pemain baru yang masuk ke skuad Real Madrid.
Malahan, Real Madrid melepas beberapa pemain, entah dipinjamkan ataupun dijual permanen. Faktornya bukan semata-mata penampilan pemain, tetapi soal perampingan biaya gaji.
Barangkali efeknya bisa menyehatkan kondisi keuangan pemain. Namun, itu berdampak pada penampilan Real Madrid di kompetesi yang diikutinya.
Di akhir musim, Real Madrid yang dilatih oleh Zidane tidak meraih satu pun gelar. Tentu saja, hal ini tak mengenakan untuk klub sekelas Real Madrid.
Zidane memutuskan hengkang. Dia pergi dengan agak berat hati. Ketidakcocokan dengan pihak klub dalam soal mendatangkan pemain berujung pada keputusan si pelatih yang berasal dari Prancis itu untuk mengakhiri masa tinggalnya dengan Madrid.
Tak butuh waktu lama bagi Madrid mendapatkan pelatih baru. Carlo Ancelotti menjadi pilihan. Ini kali keduanya bagi Ancelotti melatih Real Madrid.
Pemilihan yang sangat mengejutkan. Pasalnya, Ancelotti tidak terlalu diprediksi untuk menggantikan posisi Zidane di Real Madrid.
Florentino Perez pasti mempunyai pertimbangan tersendiri dalam menetapkan kembali Ancelotti di kursi pelatih Real Madrid. Selama masa kepelatihannya, Ancelotti termasuk berhasil mempersembahkan beberapa trofi termasuk trofi Liga Champions.
Ancelotti tidak bisa menyembunyikan semangatnya dalam melatih Real Madrid. Semangatnya itu terpancar ketika Ancelotti ikut memberikan pujian kepada para pemain yang sudah terbilang veteran di Real Madrid.