Menghadapi Inggris bukan laga gampang. Inggris masih perawan. Satu-satunya tim yang belum kebobolan selama perhelatan Euro 2020.Â
Belum lagi soal produktivitas Inggris yang mulai panas. 4 gol yang bersarang ke Ukraina menandakan kalau mesin gol Inggris mulai panas.Â
Harry Kane yang mandul di laga-laga awal sudah menunjukkan alasan mengapa Kane pantas disebut sebagai top skorer Liga Inggris musim lalu.Â
Akan tetapi, prediksi selalu berbeda dengan kenyataan. Laga di lapangan hijau kerap kali berjalan terbalik dengan prediksi.Â
Denmark yang menelan dua kekalahan awal Liga Eropa malah sudah berada di semifinal. Sementara tim-tim yang konsisten menang sejak awal perhelatan Piala Eropa malah kandas di tengah jalan.Â
Contohnya, Belanda. Belanda raih 100 persen kemenangan di babak kualifikasi grup. Namun, konsistensi itu luntur saat Belanda berhadapan dengan Rep. Ceko.Â
Kemenangan sempurna bukanlah jaminan yang bisa menentukan laju dari sebuah tim. Hal itu tetap bergantung mentalitas dan taktik yang dijalankan sebuah tim selama 90 menit.Â
Selain itu, kemenangan bisa ditentukan oleh inspirasi. Inspirasi yang menggerakan bukan saja satu pemain, tetapi satu tim secara ummunya.Â
Peristiwa yang menimpa Eriksen sudah menjadi inspirasi tambahan untuk timnas Denmark. Bukan tidak mungkin, Denmark hanya berpikir bagaimana bisa meraih kesuksesan demi mempersembahkan hadiah yang paling berharga untuk Eriksen.Â
Denmark akan bermain di stadion Wembley, rumah timnas Inggris. Faktor tuan rumah bisa menjadi poin tambahan bagi Inggris.Â
Sementara itu, Denmark akan datang dengan modal kepercayaan diri. Kepercayaan diri ini dipadukan dengan inspirasi yang menimpah kehidupan Eriksen.Â