Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Hal Positif Memilih Kuliah di Luar dari Daerah Asal

19 Mei 2021   22:18 Diperbarui: 19 Mei 2021   22:24 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dok XJTLU via Kompas.com

Pernah saya mendengar pembicaraan antara bapa dan anak tentang tempat berkuliah setelah tamat SMA. Kebetulan si anak mau menyelesaikan pendidikan SMA dan mulai memikirkan ke tempat mana dia berkuliah.

Bapaknya menginginkan agar anaknya itu berkuliah di kota asal. Terlebih lagi, saat itu dinas pendidikan sudah menyetujui status salah satu sekolah tinggi menjadi universitas. Kebetulan ada jurusan kuliah yang diminati oleh anaknya.

Sementara sang anak tidak mau. Dia ingin berkuliah di tanah rantau. Salah satu alasan dari anaknya adalah dia ingin mencari suasana baru.

Pembicaraan pun itu tidak mempunyai titik ujung. Si anak lebih banyak berdiam diri dan tidak mau berdebat dengan bapaknya.

Memilih tempat berkuliah memang terasa sulit. Kesulitan itu bukan saja soal jurusan yang dipilih semata, tetapi juga soal bagaimana meyakinkan orangtua agar mereka mengiakan niat anak untuk pergi berkuliah di daerah lain.

Toh, orangtua yang akan menjadi tulang punggung dalam membiayai uang perkuliahan. Tak ayal, tunduk pada keinginan orangtua kerap kali menjadi pilihan terakhir.

Akan tetapi, memilih untuk berkuliah di tanah rantau mempunyai beberapa hal positif. Hal-hal positif itu bisa menjadi pertimbangan mengapa harus meninggalkan rumah atau daerah asal dan memilih berkuliah di tanah rantau.

Pertama, Menambah Pengalaman Baru

Pengalaman baru ini melekat dengan suasana baru. Apalagi kalau latar belakang pendidikan lebih dihabiskan di kampung yang jaraknya ratusan kilometer dari kota.

Ketika masuk kota, pastinya ada suasana baru. Suasana baru ini melingkupi hal-hal baru yang tidak pernah ditemui di kampung.

Awalnya terasa asing dan kaku, tetapi karena faktor kebiasaan, hal-hal baru ini kemudian menjadi familiar. Hal ini pun menambah pengalaman baru di dalam diri seseorang.Terlebih lagi berkuliah untuk konteks kota besar dan modern, seperti beberapa kota besar di pulau Jawa. 

Saya masih ingat cerita tentang beberapa kakak sepupu saya yang berkuliah di beberapa kota besar di Pulau Jawa di tahun 1990-an. Banyak pengalaman baru yang mereka ceritakan saat pulang kampung.

Saat itu, sarana transportasi dari tempat kami di Flores ke pulau Jawa masih sulit dan komunikasi tidak selancar seperti saat ini. TV menjadi satu-satunya sarana yang bisa mengetahui suasana di kota-kota di Jawa. Makanya, saat mereka yang pulang kuliah dari Jawa, mereka ikut membawa hal-hal baru.

Hal-hal baru itu bukan saja pengetahuan dan ijasah, tetapi pengalaman bagaimana hidup di kota besar, termasuk dalam soal pola pikir. Inilah salah satu keuntungan dari berkuliah di tempat lain, di mana bisa diperkaya dengan hal-hal yang tidak dimiliki di tempat asal.

Kedua, Bisa Mendapat Teman Baru dari Budaya Berbeda.

Saya bisa mendapatkan teman baru dari budaya lain berkat berkuliah di luar daerah asal. Kalau hanya berkuliah di tempat asal, saya hanya bertemu dengan teman-teman sebudaya. Terlebih lagi konteks kami di mana bahasa daerah lebih kental dalam komunikasi sehari-hari.

Tidak salah menggunakan bahasa daerah. Namun, hal itu kadang menjadi batu sandungan. Berbahasa Indonesia menjadi mandek karena lebih nyaman berbahasa daerah. 

Akan tetapi, saat bertemu dengan teman-teman dari budaya lain, bahasa daerah dipinggirkan dan bahasa Indonesia mendapat tempat pertama. Dengan ini pula, komunikasi berbahasa Indonesia menjadi kebiasaan.

Selain itu, berkenalan dengan teman-teman dari budaya berbeda bisa memberikan pengetahuan tentang budaya-budaya mereka. Ternyata, ada perbedaan yang harus dihargai, dan ada pula persamaan yang ada di antara budaya.

Lewat berkuliah di daerah lain, terutama di tempat kuliah yang mahasiswanya majemuk, seseorang bisa diperkaya dalam hal pertemanan. Pertemanan itu akan menghadirkan pengetahuan yang melekat pada setiap teman yang kita akrabi dan jumpai di tempat kuliah.  

Ketiga, Melatih diri dalam Mengatur Anggaran Keuangan 

Berkuliah ke luar daerah asal memaksa diri untuk menjadi mandiri. Segala sesuatu diatur sendiri. Mulai dari urusan perut hingga urusan sekolah.

Yang paling mencolok adalah manajemen keuangan. Seseorang yang berkuliah di tanah rantau harus pandai mengatur anggaran keuangan yang dikirim oleh orangtua.

Biasanya, orangtua menyiapkan uang sekolah seturut permintaan anak dan kebutuhan uang sekolah. Anak harus mampu mengatur belanja harian karena orangtua juga pasti mempunyai anggaran perbulan yang mesti diterima.

Anggaran keuangan yang ditetapkan oleh orangtua harus dipatuhi. Berjalan di luar anggaran bisa berujung pada situasi rumit di tempat kuliah, terlebih khusus menjelang akhir-akhir bulan. Maka dari itu, sangat dibutuhkan keahlihan dalam hal manajemen keuangan.

Situasi ini bisa memaksa seseorang untuk mengatur keuangan dengan baik. Kalau tidak biasa dan dilatih, hal ini bisa menjadi sulit. Maka dari itu, seseorang harus memaksakan diri untuk melatih dan mendisiplinkan diri dalam mengatur anggaran keuangan selama berkuliah.

Kuliah di luar daerah asal tak lepas dari kelemahan. Barangkali kelemahannya itu soal kontrol orangtua pada anak. Saat seorang anak pergi berkuliah dan meninggalkan orangtua, saat itu pula kontrol orangtua pun menjadi terputus.

Kendati demikian, orangtua harus percaya kepada anak. Pasalnya, sudah banyak orang yang berkuliah di luar daerah membuktikan diri dengan membawa keberhasilan sewaktu pulang ke rumah.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun