Wacana liga super Eropa (European Super League) mencuat ke permukaan dan mewarnai berita bola hari ini. Paling tidak, ada 12 klub yang sudah sepakat untuk menjalankan format kompetesi Liga Super Eropa ini. Kabarnya format kompetesi ini dimulai musim 2023/24.
Dengan munculnya wacana ini, kompetesi Liga Champions pun berada di ujung tanduk. Pihak UEFA sendiri mengecam ide tentang super liga Eropa ini. Bahkan UEFA mengeluarkan ancaman yang cukup serius bagi klub-klub yang terlibat dalam liga super Eropa ini.
Ya, kalau Liga Super Eropa ini terjadi, kompetesi Liga Champions terancam. Barangkali kompetesi Liga Champions tetap ada namun klub-klub yang terlibat di Liga Super Eropa tidak turut terlibat. Jadinya, kompetesi menjadi kurang seru karena tidak melibatkan klub-klub yang secara tradisi bermain di Liga Champions.Â
Agak menyedihkan kalau kompetesi Liga Champions dihilangkan dan turun kualitas. Bukan rahasia lagi jika kompetesi Liga Champions merupakan salah satu kompetesi yang menarik perhatian banyak suporter sepak bola.Â
Kalau format ini dihilangkan, saya kira tidak sedikit pihak yang kecewa dan sedih. Belum tentu juga kompetesi Liga Super Eropa bisa memenuhi ekspetasi pencinta sepak bola, walaupun komposisi klub-klub yang ada dalam liga super Eropa ini tidak bisa diragukan lagi.Â
Yang menarik dari kompetesi Liga Champions adalah kejutan. Kejutan dari klub-klub yang liganya kerap dipandang sebelah mata.Â
Sementara itu, di liga super Eropa terbilang klub-klub yang terlibat mempunyai nama-nama besar. Bahkan rencananya 15 dari 20 klub yang terlibat dalam Liga Super Eropa ini adalah anggota tetap yang sudah otomatis selalu terlibat dalam kompetesi. Dalam arti, posisi mereka di Liga domestik tidak akan serta merta mempengaruhi posisi mereka di super Liga Eropa (Goal.com 19/4/21).Â
Kalau di Liga Champions, formatnya tergantung pada posisi klub di kompetesi domestik. Makanya, akan sangat sulit bagi klub-klub yang berperfoma gemilang di level domestik, namun karena bukan anggota liga super, mereka pun tidak bisa terlibat.Â
Rencana membangun Liga Super Eropa ini selalu bertolak dari kepentingan dan pertimbangan tertentu. Garry Neville melihat format ini lebih sebagai kepentingan finansial. Klub-klub yang terlibat di dalamnya lebih tertarik pada aspek keuntungan finansial dari kompetesi ini. Â
Kalau dugaan Neville benar, ini menunjukkan degradasi yang cukup tajam di dunia sepak bola. Dalam mana, kepentingan moneter sudah mendapat tempat pertama dari nilai dan makna kompetesi itu sendiri. Pasalnya, tiap tim akan bermain karena faktor uang, dan bisa mengabaikan aspek sportivitas di antara klub.Â
Selain itu, wacana Liga Super Eropa ini patut mempertanyakan klub-klub yang terlibat di dalamnya. Apakah klub-klub yang merupakan anggota liga super ini terbilang klub super di level domestik?