Motif kita bekerja bermacam-macam. Barangkali ada yang bekerja karena ingin mencari penghidupan. Gaji menjadi target utama. Tak heran, jumlah gaji kerap menjadi tolak ukur dalam menjawabi dan menjalankan sebuah pekerjaan.
Barangkali ada yang bekerja untuk mengisi waktu semata tanpa peduli berapa jumlah gaji. Daripada hanya tinggal kosong di rumah, lebih baik melakukan sebuah pekerjaan tertentu.
Namun, ada pula yang bekerja untuk menunjukkan kemampuan diri. Lewat hasil bekerja, seseorang bisa menunjukkan diri bahwa dia mampu untuk menjalankan sebuah pekerja.
Pokoknya, pelbagai motif orang bekerja. Di balik semua itu, bekerja merupakan bagian dari kehidupan harian kita. Â
Sejatinya, bekerja merupakan cara kita mengaktualisasikan diri. Kita menunjukkan bakat dan kemampuan kita. Makanya, tak sedikit orang yang tidak bahagia dan tidak betah dengan pekerjaannya karena pekerjaan itu tidak melapangkan diri mereka untuk mengaktualisasikan diri.
Akan tetapi, pada saat seseorang menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan minatnya, dia cenderung betah. Walaupun di tempat kerja itu, gajinya mungkin lebih kecil daripada yang diterima di tempat sebelumnya. Rasa betah itu terjadi karena tempat di mana dia bekerja memberikan peluang untuk mengaktualisasikan diri dengan baik. Tidak kaku dan leluasa untuk mengekspresikan diri.Â
Namun, ada pula yang bekerja hanya untuk mendapatkan kepentingan tertentu. Ingin kaya. Ingin terkenal. Untuk mencapai kepentingan ini, pelbagai cara dimanfaatkan. Salah satu cara adalah bekerja demi memuaskan atasan di tempat kerja.
Muara dari hal ini adalah agar bisa mendapat pandangan positif dari atasan. Disukai atasan dan diperhatikan ketika ada kesempatan untuk promosi dan kenaikan pangkat. Â
Makanya, upaya memuaskan pimpinan itu pun dilakukan dengan cara mencari muka. Ketika dipercayakan oleh atasan, pekerjaan itu diupayakan untuk diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Namun, ketika dipercayakan oleh sesama rekan kerja, pekerjaan itu kurang diperhatikan atau diselesaikan ala kadarnya.
Bekerja hanya untuk menyenangkan atasan bisa menghadirkan insentif tertentu, seperti promosi ke tanggung jawab yang lebih besar. Tanggung jawab yang lebih besar ini memberikan pendapatan yang memadai dan melapangkan dirinya menjadi sosok yang dikenal di tempat kerja.
Namun, bekerja hanya menyenangkan atasan sangat berisiko. Persoalannya ketika atasan tidak berada di tempat. Bekerja pun menjadi tidak serius. Bahkan cenderung tidak memedulikan setiap pekerjaan yang diberikan.