Dari kaca mata politik, tahun ini menjadi tahun berkah bagi keluarga Presiden Jokowi. Putera sulungnya, Gibran dan anak mantunya, Bobby Nasution dilantik menjadi walikota. Gibran sendiri akan memimpin kota Solo, sementara itu Bobby dilantik menjadi walikota Medan.
Tak diragukan, ini merupakan prestasi besar untuk sebuah keluarga di bidang politik. Menilik prestasi ini, barangkali kita bisa melihat sisi positifnya.Â
Dalam mana, keluarga Presiden Jokowi terbilang sebagai keluarga yang dipercayai untuk konteks politik. Kalau tidak dipercayai oleh masyarakat, boleh jadi masyarakat tidak memilih pemimpin yang berasal dari lingkaran keluarga Jokowi.
Kepercayaan masyarakat menjadi sah saat Gibran dan Bobby dilantik pada hari ini (26/2/21). Dilantik menjadi pemimpin merupakan prestasi, sekaligus tantangan baru bagi keluarga Presiden Jokowi.Â
Bukan tidak mungkin, Gibran dan Bobby akan menjadi soroton, yang mana itu bisa bercabang kepada Presiden Jokowi. Makanya, semakin baik performa dari Gibran dan Bobby, semakin positif pula pandangan pada keluarga Presiden Jokowi, begitu pun sebaliknya.
Tentu saja, sebagai seorang ayah dan juga presiden RI, Jokowi sangat berharap agar Gibran dan Bobby bisa melaksanakan tugas politik dan kepemimpinan mereka dengan baik. Melansir berita dari CNN Indonesia. com (26/2/21), Presiden Jokowi secara khusus memberikan pesan kepada menantunya, Bobby Nasution menjelang pelantikannya sebagai walikota Medan.
Pesannya adalah tidak melakukan korupsi dan berupaya untuk menjaga amanah dari masyarakat kota Medan. Pesan yang hadir bukan saja dari seorang pemimpin negara, tetapi seorang Jokowi yang berstatuskan ayah mantu bagi Bobby. Bagaimana pun, kiprah dan kinerja Bobby Nasution di Medan akan ikut mempengaruhi pandangan politis kepada Presiden Jokowi.
Boleh jadi, pesan yang sama disampaikan kepada Gibran di kota Solo. Tidak boleh korupsi dan menjaga amanah rakyat di Solo. Toh, Gibran dan Bobby mempunyai peran dan tugas yang sama.
Pesan ini menjadi sangat penting bagi Gibran dan Bobby karena tak sedikit pemimpin yang masih terjebak pada praktik korupsi. Situasi ini kerap menjadi batu sandungan besar pada masa depan karir politik mereka.Â
Praktik korupsi bisa menjadi catatan hitam yang bisa menghalangi seseorang untuk menjadi pemimpin di kemudian hari. Maka dari itu, Gibran dan Bobby perlu menjaga diri dari praktik korupsi.
Lebih jauh, Gibran dan Bobby menjadi pemimpin bukan saja membawa diri mereka secara pribadi, tetapi mereka juga mempertaruhkan nama keluarga dan masa depan karir politik mereka di tanaha air.Â