Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gibran dan Bobby, Tantangan dan Peluang Politik Jokowi

18 Februari 2021   20:22 Diperbarui: 18 Februari 2021   20:42 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bobby Nasution ditetapkan sebagai Walikota Medan. Sumber foto: Antara Foto/Irfan Mulyadi via CNN Indonesia. com

Kehadiran Gibran dan Bobby Nasution di panggung politik tanah air ikut menyeret nama Presiden Jokowi. Hal ini tak lepas dari status keduanya. Gibran berstatuskan sebagai putera sulung, dan Bobby berstatuskan anak mantu. Keduanya masuk politik dan dinyatakan menang pilkada di bulan Desember lalu.

Gibran akan memimpin kota Solo, sementara itu Bobby akan menjadi walikota di Medan. Kemenangan dua orang dekat dari Presiden Jokowi ini bisa membahasakan banyak hal. Salah satunya adalah perihal kepercayaan masyarakat. Mereka percaya bahwa keduanya bisa diharapkan untuk memimpin dengan baik. Boleh jadi, catatan positif yang telah dan sementara ditorehkan oleh Presiden Jokowi bisa mengalir kepada kedua walikota baru ini.

Akan tetapi, jabatan ini mengandung tantangan besar bagi Presiden Jokowi sendiri. Setidaknya Presiden Jokowi masih mempunyai 3 tahun lebih berada di kursi kepresiden sebelum mengakhiri masa kepemimpinannya. 3 tahun ini makin menantan bila menimbang kehadiran kedua orang dekatnya di lingkaran kekuasaan.

Sewaktu Gibran dan Bobby naik panggung politik, tidak sedikit orang yang menilai secara miring. Mereka menilai bahwa Jokowi pro dinasti politik.

Lebih jauh, tantangan akan menguat bersamaan masa kepemimpinan Gibran dan Bobby. Pada saat mereka menorehkan catatan positif di tempat mereka memimpin, pada saat itu pula orang tidak mempersoalkan kehadiran mereka. Pada titik ini, Presiden Jokowi pun jauh dari komentar-komentar miring. Bahkan tingkat kepercayaan pada keluarga Jokowi bisa menguat.

Namun, kalau keduanya melakukan hal-hal yang berseberangan, Presiden Jokowi ikut menjadi sorotan publik. Bahkan segelintir orang akan lebih cenderung menyoroti Presiden Jokowi daripada menilai secara langsung pada apa yang dilakukan oleh Bobby dan Gibran di mana mereka memimpin.

Dengan ini, Presiden Jokowi mau tidak mau harus menerima resiko dari faktor kedekatannya dengan Gibran dan Bobby. Bahkan kenyataan juga akan menunjukkan bahwa orang akan berupaya mencari dan menunggu kesalahan yang dilakukan oleh Bobby dan Gibran sebaga alat untuk menyerang dan mengeritik Presiden Jokowi.  

Pendeknya, Jokowi akan berhadapan tantangan besar atas kehadiran dua sosok dari lingkaran keluarganya. Tantangan ini akan berbuah manis apabila keduanya bisa menunjukkan performa yang mengundang simpati positif dari masyarakat pada umumnya.

Selain itu, keterpilihan Bobby dan Gibran bisa menjadi peluang politik Jokowi di Indonesia. Setelah Jokowi menghabiskan masa kepresidenan, dia masih mempunyai anggota keluarga yang berpolitik. Bukan tidak mungkin, Gibran dan Bobby bisa berlangkah pada ruang politis yang lebih luas.

Nama Gibran sendiri sudah cukup popular. Ini tidak lepas dari cara hidup Gibran sebelum masuk dunia politik. Gibran diidolakan banyak orang karena pilihan hidupnya sebagai pebisnis martabak.

Popularitasnya bisa merangkak naik kalau Gibran menunjukkan diri sebagai politikus yang bisa diandalkan. Paling kurang, Gibran menunjukkan kualitas yang pernah ditorehkan ayahnya di Solo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun