Lebih lanjut, pihak istana juga menyatakan bahwa penolakan pemerintah pada revisi UU bukan bermaksud untuk menguntungkan Gibran ke kursi DKI Jakarta dan menjegal Anies ke Pilpres. Namun, itu ditengarai karena UU tersebut belum dijalankan sepenuhnya.
Terlepas dari polemik RUU Pemilu ini, isu-isu politik membahasakan kekuatan figur-figur seperti Gibran dan Anies di dunia politik di Indonesia. Gibran masih hijau di dunia politik tanah air. Pengalaman di dan dari Solo bisa membukan kans yang lebih besar untuk mengikuti jejak ayahnya. Apalagi kalau Gibran berhasil menunjukkan kinerja dirinya sebagai seorang politikus sukses di Solo.
Sementara itu, posisi Anies di DKI Jakarta memberikan peluang lebar bagi mantan menteri pendidikan itu untuk bisa berpartisipasi di pilpres. Dari sisi popularitas, Anies mempunyai nama di mata masyarakat. Namun, situasinya pun bergantung pada kendaraan politik mana yang bisa membawa Anies ke kursi presiden.
Di tengah diskusi politik yang mengitari Gibran dan Anies, satu hal yang pasti bahwa dinamika politik kerap berbarengan dengan pelbagai isu. Akan tetapi, publik menginginkan hal-hal yang mendidik agar publik bisa melek untuk berpolitik secara sehat dan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H