Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keinginan Jurgen Klopp Tak Dikabulkan, Siapkah Liverpool Hadapi Akibatnya?

23 Januari 2021   19:38 Diperbarui: 23 Januari 2021   19:41 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurgen Klopp, pelatih Liverpool. Sumber foto: www. independent.co.uk

Kesuksesan Liverpool beberapa tahun terakhir tak lepas dari polesan Jurgen Klopp. Pelatih asal Jerman ini berhasil menemukan kembali mentalitas juara Liverpool. Terlebih khusus di kompetesi Liga Inggris.

Setelah vakum gelar Liga Inggris selama 30 tahun, Liverpool akhirnya pecah telur. Gelar juara Liga Inggris mendarat di Anfield. Di balik kisah kesuksesan Liverpool ini, Jurgen Klopp menjadi salah satu sosok yang sangat dipuji, dihormati, dan sekaligus disenangi.

Tak ayal, perpanjangan kontrak dari mantan pelatih Dormund hingga 2024 menjadi hadiah tambahan dari pencapaian Liverpool musim lalu. Siapa pun pasti ingin meminang pelatih yang menerapkan permainan "gegenpressing".

Pola bermain menyerang dan menekan lawan bersama dan bertahan sekaligus mencuri bola dari lawan secara bersama. Pola permainan ini pun membuat Klopp sukses menjelma Liverpool sebagai tim yang disegani di Inggris dan Eropa.

Namun, kabar tak sedap muncul dari Anfield. Melansir berita dari Give Me Sport.com (23/1), dikabarkan bahwa keinginan Klopp untuk mendatangkan bek tengah tidak dikabulkan oleh klub. Keinginan Klopp ini tak lepas dari situasi sisi pertahanan Liverpool saat ini.

Virgin van Dijk dan Joe Gomez harus menepi lama karena cedera lutut. Tertinggal Joel Matip. Itu pun, Matip kadang kerap dibekap cedera. Tolak tunduk pada situasi, Klopp menarik Fabinho ke bek tengah.

Peran Fabinho terbilang sukses. Pemain tim nasional Brasil ini berhasil mengisi lubang yang ditinggalkan van Dijk dan Gomez. Namun, situasi ini sampai kapan?

Sisi bek tengah seyogianya diisi oleh pemain yang sudah makan garam di pos itu. Penempatan Fabinho, misalnya, hanyalah sementara waktu sembari mendapatkan solusi yang tepat.

Juga, memaksakan pemain dari posisi lain untuk menempati pos yang bukan posisinya bisa beresiko. Cepat atau lambat, pemain itu bisa kehilangan tajinya untuk mengimbangi peran dari bek lain. Akibatnya, tim gampang terekspos oleh pemain lawan.

Duet Van Dijk dan Gomez tak diragukan lagi di lini pertahanan Liverpool. Keduanya menjadi palang penting dari keberhasilan Liverpool di dua musim terakhir. Masalah cedera menjadi hantu yang membuat Liverpool tidak tampil konsisten pada musim ini.

Selain dari lini belakang, Liverpool juga berhadapan dengan sisi depan. Penyerang Liverpool terlihat ompong dalam membobol gawang lawan.

Padahal, trio Liverpool, Firminio, M. Salah dan Sadio Mane kerap menjadi momok bagi barisan pertahanan lawan pada musim lalu. Keganasan trio ini perlahan meredup. Diogo Jota yang datang pada musim ini sebagai pengimbang.

Namun, persoalan cedera pun menghantui pemain timnas Portugal ini. Dengan ini, Liverpool kehilangan sosok alternatif yang bisa menjawabi situasi kemandulan dari trio Firmino, Salah dan Mane.

Sebagai juara bertahan Liga Inggris musim lalu, Liverpool sementara berada situasi tersulit. Dari lima laga terakhir, Liverpool tak sekalipun meraih kemenangan. Bahkan, mereka gagal mencetak gol di empat pertandingan terakhir. Catatan ini merupakan catatang yang paling buruk selama empat tahun terakhir.

Lebih jauh, laga kontra Burnley menjadi noda hitam bagi Anfield. Rekor tak terkalahkan selama 68 laga di stadion kebanggaan The Reds secara mengejutkan diputus oleh Burnley. Satu gol dari titik penalti sudah cukup mengakhiri rekor yang sudah terjaga sejak lama.

Situasi ini tak lepas dari kondisi Liverpool. Bek tengah harus segera dibenahi hingga Van Dijk dan Gomez kembali ke dalam tim. Salah satu pembenahannya adalah mendatangkan bek tengah yang sudah mumpuni di posisinya itu.

Namun, hal itu terlihat sulit terealisasi. Menyikapi itu, secara diplomatis Klopp menyatakan bahwa dia (Klopp) bertanggung jawab untuk sebagian besar dari keadaan klub. Namun ada pihak yang bertanggung jawab untuk keseluruhannya. Klopp pun menyatakan bahwa dia bukanlah seorang bocah yang berusia 5 tahun, di mana saat dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, dia mulai menangis (Goal com 23/1).

Tentunya, manajemen klub bertanggung jawab untuk keseluruhan situasi klub.  Termasuk perihal mengiakan keinginan pelatih untuk mendatangkan pemain baru.

Pernyataan Klopp atas sikap klub bisa menunjukkan penyerahan diri Klopp pada manajemen klub. Namun, di balik itu, klub juga harus bersedia ketika timnya gagal untuk tampil konsisten, termasuk kehilangan gelar juara Liga Inggris.

Niat Klopp mempunyai konsekuensi yang jelas. Lini belakang harus diperkuat semenjak para beknya menepi. Namun, niat itu seolah tak diakomodir. Maka dari itu, klub harus siap menerima konsekuensi terburuk dari apa yang mereka putuskan.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun