Siapa yang pernah ditolak cintanya oleh teman akrab? Ataukah, siapa yang pernah menolak teman akrab menjadi kekasihnya?
Setiap orang tentu mempunyai alasan menolak dan ditolak. Barangkali salah satu alasannya adalah karena soal situasi dari sebuah relasi. Akan sangat berbeda ketika situasi berteman akrab dengan situasi menjadi kekasih.
Seorang teman laki-laki begitu kecewa. Sebut saja namanya Intong. Tak disangka ungkapan cintanya ditolak oleh teman akrabnya sendiri. Ditolak dengan cara yang begitu halus.
"Lebih baik kita tetap berteman akrab daripada jadi kekasih."
Penolakan ini bukan saja melukainya, tetapi perlahan merenggang hubungan di antara keduanya. Entah mengapa dia menjadi malu untuk berbicara dengan temannya itu.
Memang mereka terkenal akrab. Akrab karena satu tempat kerja. Kerja di mall. Hanya beda stan di mall. Namun, mereka mempunyai jurusan yang sama pulang dari tempat kerja. Terlebih lagi mereka berasal dari satu asal yang sama. Bagian utara Filipina. Mereka mempunyai bahasa yang dipahami bersama. Jadinya, mereka begitu akrab.
Keakraban ini kerap membuat banyak orang bingung. Mereka kerap mengira kalau keduanya sudah menjadi sepasang kekasih. Padahal tidak.
Perlahan, teman saya itu menaruh perasaan. Perasaan tidak sekadar teman. Keraguan kerap membuatnya sulit mengungkapkan isi perasaannya. Hingga, suatu waktu setelah dua tahun berteman baik dia berani mengungkapkan perasaannya.
Namun, ungkapan perasaannya itu ditolak. "Lebih baik tetap jadi teman akrab daripada jadi sepasang kekasih." Jawaban yang terlontar dari teman perempuannya.
Alasannya karena teman perempuannya tidak mau melukainya. Begitu pun teman perempuannya, dia tidak mau terluka karena relasi mereka sebagai sepasang kekasih.
Penolakan yang cukup halus. Itu membuatnya sedikit terpukul. Ternyata, perhatiannya selama mereka berelasi sebagai teman tidak mempan sama sekali melunturkan perasaan dari teman akrabnya itu.