Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rangkul Lawan Politik, Antara Cari Potensi dan Beri Kesenangan

25 Desember 2020   06:54 Diperbarui: 25 Desember 2020   06:57 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Mampukah seorang pemimpin menyenangkan semua orang?

Saya kira hal ini sangat mustahil untuk dilakukan, terlebih khusus untuk konteks wilayah yang menganut sistem demokrasi. Para pemimpin terpilih bukan berdasar pada konsensus suara mayoritas, tetapi lewat sebuah kontestasi politik, seperti pemilu.

Dalam kontestasi politik seperti ini, wajah pemilih terbagi dalam aneka rupa. Ini bergantung pada jumlah calon pemimpin yang maju. Kalau ada dua calon politik yang maju, kecenderungannya pun masyarakat terbagi ke dalam dua kubu.

Keterpecahan karena kontestasi politik ini tak jarang berujung pada situasi setelah kontestasi politik. Yang kalah memilih menjadi oposisi dan cenderung untuk mengontrol dan mengritisi kebijakan dari pemimpin yang menang.

Situasi ini bisa memberikan dampak positif agar pemerintah tidak bekerja seturut kehendak sendiri. Paling tidak, ada suara-suara kritis yang mengontrol laju gerak pemerintah.

Pada titik ini pula, seorang pemimpin sangat sulit menyenangkan semua orang di bawah wilayah kekuasaannya, terlebih khusus lawan politik. Barangkali dia bisa mengambil hati segelintir lawan politik, tetapi itu belum tentu menangkap semua hati untuk bisa tunduk pada satu aliran politik yang sama.

Wajah reshuffle yang terjadi di pemerintahan Jokowi cukup mengernyitkan dahi. Sandiaga Uno masuk kabinet. Uno yang merupakan tandem politik Prabowo Subianto melawan Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019 terpilih menjabat sebagai menteri Pariwista dan Ekonomi Kreatif.

Pilihan yang membuka pelbagai ruang diskusi. Penetapan ini pun melengkapi posisi mantan calon Presiden dan Wakil Presiden yang masuk kabinet dan menjadi bagian dari kabinet. Dua mantan lawan politik masuk kabinet.

Penetapan ini tidak serta merta salah. Kalau memang Sandiaga Uno mempunyai potensi untuk menjabat departemen itu, dia pun pantas untuk menjadi bagian kabinet. Toh, tujuan sewaktu beliau dan Prabowo maju pilpres adalah demi kebaikan rakyat Indonesia. Apa salahnya ide-ide semasa pencalonan dibuktikan secara langsung di pemerintahan.

Dalam hal ini, potensi seorang Sandiaga Uno mesti ditempatkan di posisi pertama. Sementara itu, status sebagai mantan lawan politik untuk sementara waktu digeser. Negara membutuhkan orang-orang yang berpotensi bagus untuk menjalankan roda pemerintahan negara.

Sekiranya, latar belakang Uno sebagai seorang pengusaha dan sekaligus politikus bisa memberikan angin segar bagi dunia pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun