Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ketika Petahana Kalah Telak di Pilkada

12 Desember 2020   07:34 Diperbarui: 12 Desember 2020   07:40 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pilkada. Sumber foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI via Kompas.com

Pemimpin baru bisa jadi menjadi calon politik lagi di pilkada mendatang.  Mereka akan berstatuskan petahana.

Seyogianya kemenangan mereka atas petahana bisa menjadi alarm bagi mereka sendiri. Status petahana bukanlah jaminan. Yang menentukan adalah kinerja mereka selama lima tahun. Kinerja ini pula serupa dengan investasi untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Maka dari itu, pasangan politik baru harus betul-betul menunjukkan diri sebagai pemimpin yang berjalan seturut janji-janji politik. Tidak boleh membiarkan masyarakat dalam masa penantian pada realisasi janji-janji politik hingga musim kampanye politik kembali bergulir. Kalau tidak terjadi seturut harapan, status petahana yang kalah bisa juga menimpa pemimpin yang telah mengalahkan petahana.

Memang menarik ketika petahana kalah telak di Pilkada. Pemilih sudah membuka mata melihat dan mengevaluasi kerja petahana. Pada saat kerja petahana tidak meyakinkan, pemilih tentu saja tidak mau lagi terjebak pada situasi yang sama selama lima tahun lalu.

Kekalahan petahana dalam kontestasi politik juga merupakan buah dari demokrasi. Pemilih berhak untuk menentukan nasibnya sendiri. Termasuk dalam menggeser petahana dari kursi kepemimpinan apabila kualitasnya diragukan, dan beralih kepada wajah baru.

Ini pun menjadi pelajaran serius bagi para pemimpin baru. Janji politik yang dibuat selama masa kampanye mesti diwujudnyatakan. Tidak boleh membiarkan rakyat dalam masa penantian yang berujung pada kekecewaan. Kalau ini terjadi, nasib yang sama pada petahana juga terjadi pada pemimpin baru di kontestasi politik di kemudian waktu.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun