Sebuah relasi pacaran kerap kali diwarnai oleh pelbagai nuansa. Ada yang bernuansa serius. Sungguh-sungguh berelasi tanpa pertimbangan dan kepentingan tertentu. Tujuan akhirnya adalah menikah dan membangun hidup berkeluarga.
Begitu pula, relasi suami-istri. Serius membangun keluarga demi masa depan anak-anak mereka.
Namun, ada yang membangun relasi demi kepentingan semata. Macam-macam warna dari relasi seperti ini. Misalnya, berpacaran atau menikah dengan pria/perempuan tertentu demi mendapatkan dan meraih kepentingan tertentu.
Pada saat kepentingan itu tercapai, relasi bisa diakhiri. Juga, saat kepentingan tercapai, ada niat untuk membangun relasi dengan pihak ketiga karena relasi yang terbangun tidak ditopan cinta antara kedua belah pihak, tetapi semata-mata kepentingan tertentu. Â
Salah satu hal yang kadang kala terjadi relasi, di mana kedua belah pihak saling bergantung. Pria membangun demi mendapatkan kepuasan sexual. Sebaliknya, dari sisi perempuan relasi itu terbangun demi mendapatkan isi dompet dari si pria.
Tak jarang juga terjadi hal ini terjadi timbal balik. Pria menginginkan isi dompet wanita, dan si wanita hanya membutuhkan kepuasaan perasaan.
Pada saat dua sisi masih ini tercapai, relasi bisa berjalan lancar. Akan tetapi, ketika salah satu kepentingan macet dan berhenti di tengah jalan, relasi bisa dihentikan dan berakhir. Toh, untuk apa terus menjalankan relasi kalau kepentingannya sudah habis.
Seorang teman perempuan berkisah tentang teman akrabnya. Seorang perempuan. Awalnya, saya memuji kecantikan teman perempuannya itu.
Namun, tanggapannya membawa saya mengetahui banyak hal dari sisi lain dari temannya itu. Ternyata, sisi kecantikannya diwarnai oleh relasi dengan banyak kepentingan.
Menurutnya, teman itu berelasi dengan banyak pria. Baginya, relasi itu dibangun demi kepentingan isi dompet. Tidak peduli pada perasaan pria. Bahkan umumnya, pria yang berelasi dengannya juga hanya mencari kepuasaan seksual.
Ketika dompet terus dipenuhi, dia akan setia meladeni relasinya itu. Namun, saat isi dompetnya tidak terpenuhi, dia tidak segan untuk mengakhiri relasinya.