Masuk pada menit ke-63 menggantikan Greenwood, Marcus Rahsford berhasil mencatatkan sejarah dengan klubnya, Manchester United. Dia menjadi pemain kedua MU yang berhasil mencetak hat trick sebagai pemain pengganti.Â
Hal yang sama pernah dilakukan oleh pelatihnya di MU saat ini, Ole Gunnar Solksjaer. Solksjaer melakukannya dalam laga kontra Nontingham Forest pada Februari, 1999. Bedanya, Rashford berhasil melakukan itu di ajang Liga Champions.
Dengan tiga gol yang disumbangkan Rahsford dan dua gol dari Mason Grennwood (menit 21) dan gol dari Anthony Martial dari titik penalti (meniti 87), MU berhasil menghancurkan pesona pelatih muda Julian Nagelsmann.
Nagelsmann menjadi salah satu pelatih fenomenal musim lalu di Liga Champions. Dia berhasil membawa RB Leipzig hingga semifinal Liga Champions sebelum disingkirkan oleh PSG.Â
Karena ini, banyak pihak yang membandingkan pencapaian dan cara kerja Nagelsmann serupa dengan apa yang dilakukan oleh Jose Mourinho sewaktu masih melatih FC Porto, Portugal. Â
Tren positif masih diteruskan oleh Nagelsmann hingga musim ini. Untuk sementara, RB Leipzig berada di puncak klasemen Bundesliga Liga Jerman.
Nagelsmann tampil elegan dari pinggir lapangan. Mengenakan jas kombinasi warna hitam dan putih serta dasi berwarna perak, Nagelsmann menjadi perhatian fans di media sosial. Tidak sedikit orang yang melihat penampilan Nagelsmann serupa pergi ke acara pesta.
Melansir berita dari Daily Mail.com (29/10/20), bukan tanpa alasan Nagelsmann mengenakan pakaian seperti itu. Nagelsmann mengungkapkan bahwa pertandingan kontra MU merupakan laga yang spesial. Karena ini, dia perlu mengenakan pakaian yang spesial yang cocok untuk laga itu. Menurutnya pula, model pakaiannya merupakan style a la Inggris.
Namun, pesona Nagelsmann remuk di tangan Rashford dan kawan-kawan. Rahsford tidak egois. Terbukti, Rashford merelakan gol dari titik penalti ke rekannya, Martial. Andaikata dia tetap mengambil penalti itu, Rashford bisa mencetak 4 gol dalam laga ini.
Sikap ini menunjukkan karakter seorang Rashfrod. Rashford menarik perhatian media, bukan saja karena performa di lapangan sepak bola. Akan tetapi, ini karena kebaikan yang ditorehkan kepada anak-anak miskin.
Rashford mempunyai advokasi bagi anak-anak miskin. Dalam advokasinya itu, Rahsford berupaya menyediakan makanan untuk mereka. Tidak sampai di situ. Rashford bahkan menyerukan kepada pemerintah Inggris untuk melakukan hal yang sama.